Pengamat Energi Komaidi Notonegoro mengatakan, permintaan minyak akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya perekonomian. Hal itu mendorong harga jual minyak.
"Saya meyakini 2019 masih di kisaran US$70 barel ke atas," kata Komaidi dalam acara Media Gathering PT Medco E&P Indonesia dan Medco E&P Natuna Ltd, di Taman Budaya Sentul, Bogor, Minggu (2/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komaidi menerangkan, dalam 'aturan main' internasional berlaku setiap pertumbuhan ekonomi naik 1% maka pertumbuhan energi naik sebesar 1,5 hingga 2%.
Dia melanjutkan, fundamental ekonomi dunia masih relatif baik. Tahun ini, pertumbuhan ekonomi global diproyeksi 3,6%.
"Sementara 2019 nanti diproyeksi ekonomi seluruh dunia 3,6% kalau 1,5 konsumsinya sekitar 7% dibanding 2018. Artinya kalau konsumsi minyak sekarang 97-96 juta barel per hari otomatis 2019 jadi lebih besar dari itu," paparnya.
Komaidi menambahkan, perekonomian negara seperti Rusia, Brazil, dan beberapa negara Eropa mulai bangkit. Permintaan energi juga meningkat karena meningkatnya pertumbuhan penduduk seperti China dan India.
"India dan China penduduk bertambah signifikan. Struktur ekonomi global sektor jasa dan bisnis 80%, pertanian 15% sehingga kalau tumbuh ekonominya pertumbuhan energi lebih besar lagi," tambahnya.
Menurut Komaidi, pelemahan harga minyak saat ini hanya dipengaruhi sentimen atau non fundamental.
"Seperti yang sebut salah satunya statmen AS terutama Trump yang mendukung Saudi meskipun internasional memberikan sorotan kasus Kasogi," terangnya.
Sementara itu, PT Medco E&P Indonesia menyatakan akan terus mendukung upaya Pemerintah dalam menopang ketahanan energi nasional. Untuk itu, perusahaan berupaya untuk merealisasikan proyek-proyek utamanya pada 2018 di beberapa wilayah kerja migasnya.
Beberapa proyek onshore yang telah selesai pada 2018 diantaranya adalah pengembangan Lapangan Gas Blok A di Aceh. Proyek ini akan memasok gas sebesar 58 BBTUD untuk memenuhi kebutuhan industri pupuk, kelistrikan dan industri lain di wilayah Aceh dan Sumatera Utara.
Proyek lainnya adalah optimalisasi produksi minyak bumi di Lapangan Lica, Blok South Sumatra, Sumatera Selatan, yang juga mendukung penambahan produksi minyak nasional.
Untuk wilayah kerja offshore, Medco E&P Natuna baru saja menyelesaikan survei seismik laut 3D di sekitar 85 km dari Pulau Bunguran dan 72 km dari Pulau Subi di wilayah Laut Natuna.
"Kami akan terus berupaya mempertahankan tingkat produksi di semua lapangan migas kami dan menyelesaikan proyek-proyek migas lainnya," ujar Senior Manager of Relations Drajat Iman Panjawi. (dna/dna)