"Nah pada sore itu memang belum dikomunikasikan, memang ada kesalahan, karena saya kan ada di Palu. Saya ke Palu, ke Sigi, itu tidak ada komunikasi waktu di Sigi. Kalau Palu kan sudah lancar komunikasinya. waktu saya ke Sigi itu menghilang sama sekali, habis itu berangkat ke sini (Bali)," ujar Rini di Hotel Inaya Nusa Dua Bali, Kamis (11/10/2018).
Rini menjelaskan, Pertamina sejak awal memang akan menaikan harga BBM namun untuk Pertamax Cs.
"Kan pagi itu baru saja kenaikan di Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite itu kan sudah naik. Kemudian kita komunikasikan. Kok kemudian ada yang Premium. Dari sejak awal pemikirannya ini dengan kenaikan ini, adjustment Pertamax ini sudah sangat membantu kepada Pertamina," tutur Rini.
Rini juga bilang, dirinya sempat berbicara mengenai dampak kenaikan harga BBM Premium dengan Ignasius Jonan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dari pembicaraan tersebut diketahui kenaikan Premium akan mendorong inflasi dan menekan daya beli.
"Memang Bapak Presiden minta saya kontak beliau. Waktu itu berjalan dengan Pak Jonan dan komunikasi dengan Pak Jonan. Lalu Pak Jonan bilang bu coba kita ini deh, karena pembicaraan tadi ada kenaikan (Rp) 450, dan kemudian saya berbicara dengan Bapak Presiden. Setelah saya me-review, karena beliau masih di Jakarta, pada waktu itu dengan Mensesneg, dan setelah Bapak Mensesneg me-review ini ada negatif impact di inflasi dan juga daya beli masyarakat yang kecil dan menengah," terang Rini.
Rini mengatakan, setelah pembicaraan tersebut Presiden Jokowi akhirnya mengambil sikap.
"Jadi beliau mengatakan, Sudah saya instruksikan untuk tidak naik jadi begitu dasarnya" tutup Rini. (eds/eds)