Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menerangkan, B100 sendiri merupakan bahan bakar yang sepenuhnya berasal dari nabati. Dalam B100 tidak ada komponen dari minyak fosil.
B100 sendiri bisa berasal dari berbagai macam tumbuhan, apakah dari kelapa sawit hingga tanaman jarak.
"B100 itu kan adalah bahan bakar dari nabati, dalam arti bukan fosil. Apakah kelapa sawit, jarak, dan lebih ke bahan-bahan yang memang dari tumbuhan sebagai bahan bakar," katanya kepada detikFinance, Senin (18/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sekarang solar di-blending kelapa sawit. Solar dicampur kelapa sawit dengan komposisi 20% dari 1 liter. Jadi 800 mililiter solar, 200 mililiter adalah kelapa sawit," ujarnya.
Mamit mengatakan, langkah pemerintah menerapkan B20 untuk mengurangi impor solar.
"Jadi ini yang dilakukan pemerintah B20 tujuannya adalah untuk mengurangi impor migas. Dengan blending otomatis volume impor solar berkurang, karena dipenuhi kelapa sawit ini," terangnya.