Kepala Seksi Akun Pengaturan dan Tarif BPH Migas Raden Mas Irawan Bayu Kusuma menjelaskan, penghematan yang dicatat pihaknya adalah Rp 80,08 per bulan. Jika dikalikan dalam 12 bulan penghematannya adalah Rp 216 miliar dalam setahun.
"Pengurangan impor LPG, datanya 2.831 ton per bulan atau Rp 18,08 miliar per bulan, realisasi tahun lalu," katanya dalam konferensi pers di Kantor BPH Migas, Jakarta Selatan, Selasa (5/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebutkan, pada 2018 saja impor LPG mencapai 5 juta ton. Sementara yang berhasil dipenuhi dalam negeri hanya 2 juta ton. Artinya porsi impor lebih tinggi. Untuk itu, dengan pemanfaatan jargas diharapkan mampu mengurangi impor.
"Seiring arahan Pak Menteri (ESDM) kalau kita bisa kembangkan jaringan gas kota bisa bantu pemerintah tekan laju impor LPG. Impor LPG 2018 di atas 5 juta ton. Dalam negeri hanya 2 juta ton. Porsi impor di atas 60%," jelasnya.
Baca juga: Jonan Resmikan 7.093 Jargas di Sidoarjo |
Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), ditargetkan ada 4,7 juta rumah tangga yang tersambung jargas pada 2025. Itu diyakini akan mengurangi impor secara signifikan. Namun dia belum punya hitung-hitungannya.
"Diharapkan dengan adanya progres yang masif, akan ada anggaran dari APBN, dan partisipasi aktif dari badan usaha penugasan, itu akan menambah jumlah jaringan yang ada saat ini sehingga akan kurangi impor LPG," tambahnya. (dna/dna)