Harryadin Mahardika menjelaskan, kunci untuk menurunkan tarif ini ialah penghematan dan pengaturan pada komponen bahan baku utamanya, yakni batu bara. Dengan demikian, dia bilang, penurunan tarif ini tidak memakai instrumen subsidi.
"Bukan (subsidi), tapi skema penghematan dan pengaturan komponen terbesarnya, batu bara," jelas Harryadin.
Dia menjelaskan, untuk menurunkan tarif listrik sebenarnya ada beberapa konsep. Tapi, yang saat ini didiskusikan oleh tim ialah mengatur tata niaga batu bara yang dijual untuk kebutuhan pembangkit listrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, skema tersebut berbeda dengan domestic market obligation (DMO) saat ini. DMO sendiri merupakan kewajiban produsen batu bara domestik untuk memasok kebutuhan PT PLN (Persero).
Lanjut Harryadin, kebijakan yang bakal diterapkan nantinya lebih mengatur soal harga batu bara.
"Ini ada program spesifik khusus untuk batu bara yang dijual di pembangkit listrik yang menggunakan batu bara. Lebih diatur fluktuasi harganya. Dalam ilmu finance hedging dulu harganya, kontrak dulu perusahaan-perusahaan batu bara, kita kontrak dengan harga yang stabil dan diberikan batasan atasannya. Khusus yang kontrak dengan PLN," jelasnya.
Dia menuturkan, dengan harga batu bara yang stabil maka tarif listrik bisa dipangkas sampai 20%.
"Dengan itu kita memprediksi kalau kita bisa stabilkan dan level stabilitasnya 20% lebih rendah dari harga sekarang, maka harga tarif dasar listrik bisa kita turunkan 20% dari harga sekarang," paparnya.