Kata Freeport soal Ekonomi Papua Minus

Kata Freeport soal Ekonomi Papua Minus

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 19 Feb 2020 17:10 WIB
TIMIKA, PAPUA, INDONESIA - FEBRUARY 02:  Kamoro tribes people seen around their house are located within FreeportÃ‒s official mining operations on February 2, 2017 in Timika, Papua Province, Indonesia. Indonesia produces over 70 billion dollars in gold a year and is home to the largest gold mine and the third largest copper mine in the world, the Grasberg mine, which is located at West Papua. According to reports, the Grasberg mine, owned Freeport McMoRan, dumps as much as 200,000 tonnes of mine waste directly into the Aikwa delta system every day, turning thousands of hectares of forest and mangroves into wasteland. Indonesia continues to face various environmental problems since the gold rush and has one of the worst mercury problems from small-scale gold mining where miners usually operate without required permits. On the average, miners are able to get one gram of gold per day, which is equivalent to around 400,000 rupiah or US$30. Indigenous tribes in West Papua such as the Kamoro are still trying to make a living from fishing and foraging for food. They claim that the tailing from the gold mines have raised the riverbed, suffocating fishes, oysters and shrimps which the Kamoro people rely on for food and their livelihood.  (Photo by Ulet Ifansasti/Getty Images)
Kondisi Papua (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Ekonomi Provinsi Papua tercatat minus. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun lalu ekonomi Papua dan Maluku minus 7,44%.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara PT Freeport Indonesia (PTFI) Riza Pratama mengakui berkurangnya produksi Freeport berpengaruh pada ekonomi Papua. Dia bilang, produksi berkurang karena terjadi pergeseran produksi dari tambang terbuka (open pit) ke bawah tanah (underground).

"Sebetulnya bukan kegiatannya yang berkurang, tambang terbukanya sudah selesai. Tambang bawah tanahnya masih belum optimal. Jadi sebenernya ada gap aja, bukan karena ada penurunan produksi, karena ini udah selesai," katanya di DPR Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Dia bilang, hal ini juga akan berdampak pada penerimaan daerah. Namun, dirinya tak menerangkan secara rinci.

"Untuk angkanya saya nggak tau, tapi tentunya ada beberapa penerimaan daerah yang berkurang karena produksi kita juga akan berkurang, ada beberapa pajak daerah yang berkurang. Ya kalau 50% bayangkan saja 50% yang berkurang," paparnya.

Disinggung soal tenaga kerja, Riza bilang, kemungkinan ada pengurangan. Meski demikian, ia mengatakan pengurangan dari sisi kontraktor, bukan tenaga kerja Freeport.

"Pengurangan mungkin ada tapi bukan pengurangan di karyawan langsung, mungkin di kontraktor misalnya bagian tertentu tambang ya kontraktornya sudah selesai, kalau karyawannya sendiri sih nggak ada," ujarnya.

Kata Freeport soal Ekonomi Papua Minus



(acd/dna)

Hide Ads