Jumlah impor minyak mentah (crude) maupun produk PT Pertamina (Persero) mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan bahan paparan Pertamina yang dikutip detikcom, Minggu (8/3/2020), impor minyak mentah dalam lima tahun terakhir (2015-2019) rata-rata turun 9%. Kemudian impor produk dengan periode yang sama turun 4%.
Lebih rinci, impor minyak mentah pada tahun 2015 tercatat 382 ribu barel per hari. Kemudian, naik pada tahun 2016 menjadi 411 ribu barel per hari. Pada tahun 2017 turun menjadi 370 ribu barel per hari dan terus menurun hingga tahun 2019 yang tercatat 245 ribu barel per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Januari 2020, impor minyak mentah tercatat pada 237 ribu barel per hari.
Selanjutnya, untuk produk pada 2015 tercatat 367 ribu barel per hari. Jumlah itu sempat turun pada 2016, lalu mengalami kenaikan sampai 2018 yang tercatat 384 ribu barel per hari.
Pada 2019 impor produk turun menjadi 331 ribu barel per hari. Lalu, untuk Januari 2020 impor produk 298 ribu barel per hari.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pernah menyampaikan, Pertamina telah menyetop impor solar dan avtur pada tahun lalu.
"Kita mulai Maret 2019 sudah tidak lagi mengimpor solar. Dan April 2019 kita setop impor avtur, jadi dua produk itu kita mandiri. Jadi walaupun tambahan kilang baru belum dimulai, tapi kita optimalkan yang ada," kata Nicke saat rapat di Komisi VI Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Namun, impor LPG terus mengalami kenaikan. Dengan periode yang sama yakni 2015-2019, Pertamina mencatat kenaikan rata-rata 8%.
(acd/eds)