Harga BBM Masih Tinggi, Kapan Turunnya Nih?

Harga BBM Masih Tinggi, Kapan Turunnya Nih?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 03 Mei 2020 08:00 WIB
Pertamax Turun Harga

Pengedara mengisi Bahan Bakar Minyak kerndaraan mereka di SPBU CIkini, Jakarta, Minggu (10/2/2019).  PT Pertamina (Persero) secara resmi menurunkan harga BBM jenis Pertamax dari Rp10.200 menjadi Rp9.950 per liter pada Sabtu (9/2) kemarin. Grandyos Zafna/detikcom
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Pemerintah diminta untuk memangkas harga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini untuk mendorong daya beli masyarakat di tengah pandemi COVID-19 ini.

Pengamat menyebut, penurunan harga BBM saat ini bisa saja dilakukan karena sejumlah indikator seperti permintaan yang menurun, harga minyak dunia yang merosot.

Langkah ini harus dilakukan agar perekonomian Indonesia tetap terjaga. Bagaimana sebenarnya?

Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad menjelaskan saat ini kondisi ekonomi makro Indonesia terkena pukulan yang hampir merata. Bahkan pemerintah juga telah menghitung kondisi terburuk perekonomian di skenario 2,3% hingga minus 0,4%.

"Saya yakin dalam situasi ini bisa lebih rendah. Intervensi dari pemerintah yang kurang cepat akan menyebabkan pemulihan yang lebih lama," kata Tauhid dalam sebuah diskusi, Sabtu (2/5/2020).



Sebenarnya masih ada harapan perekonomian nasional akan tumbuh pada akhir 2020 dan 2021 keyakinannya lebih baik. Namun syaratnya konsumsi masyarakat harus diperkuat dan harus mewaspadai inflasi yang diprediksi akan meningkat dalam 2-3 bulan ke depan.

Langkah cepat mendorong laju konsumsi masyarakat salah satunya memangkas harga bahan bakar minyak (BBM).

"Pemerintah harus memperkuat konsumsi domestik dengan menurunkan harga BBM 20-30%. Apalagi permintaan turun, harga di luar juga turun kita punya produksi bisa di-manage dengan baik," jelas dia.

Langkah cepat lainnya dalam mendorong laju konsumsi adalah pemberian bantuan langsung tunai (BLT). Bantuan yang diberikan secara tunai akan memudahkan masyarakat berbelanja, sehingga ujungnya nanti sektor usaha juga bergerak.

Dia menambahkan pemerintah juga harus lebih sering memperbarui data penduduk miskin yang membutuhkan bantuan. Pasalnya akibat pandemi ini ada masyarakat yang tadinya tidak miskin, menjadi miskin.

"Apalagi untuk kelompok UMKM individu di sektor informal dan pekerja yang terkena PHK dan mereka tidak terdeteksi. Ini jadi makin sulit. Memang harus ada pengkinian data dibarengi dengan data perbankan agar lebih mudah," jelas dia.

Apalagi pemerintah saat ini juga sudah memberikan stimulus ekonomi untuk UMKM seperti subsidi bunga, penundaan angsuran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dibutuhkan kebersamaan untuk menangani problem COVID-19 ini dari sisi ekonomi dan sosial. Pemerintah pusat dan daerah juga harus bekerja sama dengan baik untuk menangani ini," jelasnya.


Pertamina Sebut Permintaan Drop

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati secara keseluruhan dari seluruh wilayah di Indonesia permintaan BBM sudah turun hingga 25% dari normalnya.

Menurut Nicke hal ini merupakan catatan terburuk dalam sejarah Pertamina. Sebelumnya Pertamina tidak pernah mencatat penjualan serendah ini.

"Demand turun drastis secara nasional. Penurunan sudah mencapai 25% dari total biasanya, ini penjualan terendah sepanjang sejarah Pertamina," ujar Nicke dalam telekonferensi bertajuk Update Kinerja Pertamina.

ADVERTISEMENT



Penurunan permintaan terhadap BBM paling dalam terjadi di 5 kota besar di Indonesia yaitu Bandung, Jakarta, Medan, Surabaya dan Makasar. Sejauh ini, penurunan paling anjlok terjadi di kota Bandung, Jawa Barat.

"Bandung itu turunnya 57%, Medan, Jakarta, Surabaya, Makasar ini semua di atas 50% turunnya," tambahnya.

Untuk itu, menyiasati penurunan terhadap permintaan BBM tersebut, Pertamina memutuskan untuk mengoptimalkan delivery services demi dongkrak pendapatan. Program ini mengikutsertakan kerja sama dengan ojek online (ojol) untuk jasa pengantarannya.

Hal itu lah yang kemudian membuat Pertamina memberi keistimewaan diskon 50% kepada ojol sebab mengemban tugas tambahan sebagai jasa pengantaran BBM.

"Meski turun, kita tetap komit untuk berikan layanan. SPBU tetap beroperasi meskipun penjualan sudah drop sekali. Kita optimalkan dengan delivery service dengan ojol dan kerja sama ini yang menjadi dasar dasar kami memberikan cashback 50% (kepada ojol)," tutupnya.




(kil/eds)

Hide Ads