Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan Indonesia bisa mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM) impor dengan memproduksi green diesel, yakni bahan bakar diesel hijau dari minyak sawit.
Kilang minyak atau Refinery Unit II Dumai, Provinsi Riau milik PT Pertamina (Persero) dijelaskannya sudah mulai mengembangkan bahan bakar jenis tersebut.
"Di Dumai, kami menyaksikan langsung hasil karya riset dan aplikasi teknologi produksi green diesel (bahan bakar diesel hijau) dari minyak sawit. Kami sangat mengapresiasi hasil kerja keras, ketekunan, dan kepiawaian tim dari ITB di bawah pimpinan Prof. Dr. Soebagjo beserta tim peneliti PT. Pertamina yang telah berhasil mewujudkan teknologi produksi green diesel secara stand alone, dengan Katalis Merah Putih made in Indonesia," kata dia dalam keterangan resmi, Rabu (15/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Indonesia akan mandiri dalam penyediaan energi nasional melalui green diesel, di tengah maraknya kampanye negatif terhadap minyak sawit Indonesia oleh Uni Eropa dan negara importir lainnya.
"Indonesia akan mengurangi impor BBM dan menggantinya dengan bahan bakar hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," tutur Agus.
Lanjut dia, pemerintah tengah berupaya untuk mengurangi tingginya impor BBM dengan pemanfaatan minyak sawit sebagai bahan bakar nabati.
"Presiden juga telah memerintahkan untuk menambah komposisi pencampuran bahan bakar nabati untuk jenis diesel sampai dengan 40%, 50% hingga 100%, untuk menunjukkan kedaulatan energi nasional yang mandiri dan berdikari," sebutnya.
Langsung klik halaman selanjutnya