Pascarestrukturisasi, PT Pertamina (Persero) memastikan tetap fokus melayani masyarakat termasuk kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dan gas hingga pelosok negeri. Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan Pertamina juga akan memberikan manfaat lebih besar kepada seluruh pihak yang berkepentingan.
"Pertamina pastikan dengan restrukturisasi ini pelayanan kepada masyarakat akan semakin baik, karena akan semakin fokus dalam menjalankan service and operation excellence. Penugasan ini termasuk penyediaan dan penyaluran BBM PSO maupun implementasi BBM satu harga," tutur Fajriyah dalam keterangan tertulis, Kamis (30/7/2020).
Fajriyah menuturkan sepanjang 2017 - 2019, Pertamina telah berhasil menyalurkan BBM di 161 titik BBM satu harga di seluruh Indonesia. Sementara pada tahun 2020, lembaga penyalur BBM 1 harga akan bertambah dengan target 83 titik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Per Juli 2020, pelaksanaan BBM Satu Harga dengan progres 77% sedang dalam proses pembangunan dan 15% dalam proses perizinan.
"Bahkan pada akhir bulan Juli ini, dijadwalkan akan ada penambahan 5 titik BBM 1 Harga yang akan beroperasi yaitu di Nias Barat - Sumut , Dompu NTB, Tojo Una-Una - Sulteng, Angkinang - Kalsel, dan Seram Bagian Timur - Maluku," jelas Fajriyah.
Lebih lanjut, Fajriyah mengatakan untuk mendapatkan pendanaan untuk pengembangan usaha ke depan, Pertamina Group akan memanfaatkan IPO atau penawaran umum perdana saham yang rencananya dilakukan pada subholding ataupun anak perusahaan yang jadi salah satu alternatif cara.
Selain itu, mekanisme lain seperti partnership maupun pendanaan obligasi dan perbankan juga akan dilaksanakan. Rencana IPO pun tidak akan diterapkan di level Pertamina, namun di anak perusahaan yang bersifat operasional.
Penugasan-penugasan dari Pemerintah juga akan tetap menjadi tanggung jawab Pertamina dan Pertamina akan terus menjalankannya melalui fungsi di internal Pertamina maupun secara operasional di subholding dan anak perusahaan.
Adapun mengenai pelayanan gas yang dilakukan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai Subholding Gas, Pertamina menegaskan seluruh penugasan dari Pemerintah tetap berjalan sesuai target. Seperti yang diketahui, PGN menjadi Subholding pertama yang melaksanakan implementasi IPO sejak tahun 2003.
Sejak saat itu, pembangunan infrastruktur transmisi dan distribusi gas bumi semakin meningkat hingga saat ini. Dengan pengembangan distribusi yang meluas ke beberapa wilayah baru, diikuti dengan pengembangan jaringan gas rumah tangga di sekitar pusat ekonomi yang ditumbuhkan oleh adanya pipa distribusi.
Bahkan sejak IPO, khususnya pengembangan jargas PGN telah menunjukkan kenaikan sambungan rumah yang signifikan. Dari sekitar 64.800 Sambungan Rumah (SR) menjadi sekitar 399.600 SR pada tahun 2019. Pembangunan jargas juga telah melayani daerah pelosok seperti Aceh, Kalimantan Utara (Tarakan), Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Sorong.
"Dari tahun 2000- 2019, sebaran penugasan jargas mandiri maupun jargas APBN yang dibangun PGN Group sebanyak 399.600 SR di 17 provinsi dan 60 kabupaten/kota di Indonesia, dengan total infrastruktur pipa sekitar 3.800 km," ungkap Fajriyah.
Di tahun 2020, meski sempat terkendala oleh pandemi COVID-19, PGN tetap melanjutkan pembangunan jargas rumah tangga, dengan target 127.800 SR di 23 Kabupaten/ kota. Selain untuk ketahanan energi dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat, program jargas juga memberikan benefit pada penggunaan TKDN sampai dengan 70%, dan dapat menyerap tenaga kerja lokal sekitar 39.000 pekerja.
PGN juga turut andil dalam menempatkan jargas rumah tangga sebagai prioritas utama, sesuai dengan target RPJMN pemerintah untuk mewujudkan 4 juta SR, penghematan subsidi Elpiji sebesar Rp 3,3 triliun, pengurangan Impor LPG sebesar Rp 17, 25 triliun di tahun 2024.
"Penugasan BBM 1 Harga dan pembangunan jargas merupakan komitmen Pertamina Group merupakan bukti komitmen dalam memberikan kemudahan akses, keandalan dan pelayanan dalam penyediaan energi bagi seluruh masyarakat Indonesia", pungkas Fajriyah.
(mul/ega)