Dua badan usaha milik negara (BUMN) keroyokan untuk pengelolaan sarana dan fasilitas bunker penunjang bahan bakar minyak (BBM) dan jalur pipa gas di Pelabuhan dan Kawasan Industri Kuala Tanjung.
Proyek yang digarap PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 dan PT Pertamina itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi investor.
Proses pembangunannya ditandai dengan groundbreaking sarana dan fasilitas bunker dan peresmian jalur pipa gas Kuala Tanjung di Area Terminal Multipurpose Kuala Tanjung Pelindo 1 di Batu Bara, Sumatera Utara, Jumat (4/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertamina akan menyediakan lahan dan suprastruktur seperti tangki, pipa, dan loading arm (penghubung antara dermaga dan kapal tanker). Sedangkan Pelindo 1 akan menyediakan infrastruktur berupa dermaga dan trestle (jalan penghubung antara dermaga dan daratan) serta armada kapal pandu dan kapal tunda.
Direktur Utama Pelindo 1 Dani Rusli Utama menjelaskan sarana dan fasilitas dermaga Pelabuhan Kuala Tanjung sangat berpotensi mendukung berdirinya TBBM, mengingat dermaga ini memiliki panjang 500 meter dan lebar 60 meter serta bisa disinggahi kapal raksasa sejenis Very Large Container Carrier (VLCC) dengan bobot 50.000 DWT. Kuala Tanjung Multipurpose.
Terminal berkapasitas hingga 600.000 TEUs peti kemas, 100.000 metrik ton volume curah cair, dan 8 ha area untuk general cargo dan curah kering. Sementara panjang trestle mencapai 2,8 km dan lebar 18,5 meter dengan 4 jalur truk.
"Kerja sama ini merupakan langkah awal menjadikan Kuala Tanjung Port & Industrial Estate sebagai Indonesia's Logistic & Supply Chain hub," katanya melalui keterangan tertulis, Jumat (4/12/2020).
Kuala Tanjung Industrial Estate dirancang sebagai Kawasan industri modern dan berkelanjutan di wilayah yang seluas 3.400 hektar dalam beberapa tahap pengembangan. Saat ini Pelindo 1 telah mengantongi izin Penetapan Lokasi (Penlok) dari pemerintah kabupaten Batu Bara seluas 1.128 hektar.
Dengan potensi industri petrokimia, semen, sawit, karet, manufaktur, dan produk makanan serta akan menghadirkan lapangan kerja hingga mencapai 65.000 tenaga kerja.
Terdapat empat tahap rencana pengembangan Kuala Tanjung Port & Industrial Estate dalam jangka menengah panjang oleh Pelindo 1 yakni pengembangan KTMT, kawasan industri Kuala Tanjung, hub internasional, dan integrated urban area. Empat proyek tersebut membentuk ekosistem yang saling menunjang satu sama lain.
Sarana dan fasilitas bunker (bunkering service) akan berdiri di lahan milik Pelindo 1 di Pelabuhan Kuala Tanjung dan bakal menjadi bagian dari pengembangan tangki BBM untuk bunker Kuala Tanjung.