Di Tengah Pandemi COVID-19 realisasi lifting minyak bumi tercatat melampaui target. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat lifting minyak bumi sebesar 706 ribu barel per hari hingga 28 Desember 2020.
Padahal tahun ini merupakan tahun yang berat untuk semua pelaku usaha di hulu migas. Selain pandemi, pelaku usaha juga khawatir dengan harga minyak yang rendah.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani mengungkapkan angka realisasi lifting minyak bumi ini mencapai 100,2% dari target revisi APBN 2020 yang sebesar 705 ribu barel per hari (bpod). Dia menjelaskan untuk lifting gas bumi mencapai 4.561 mmfscd (juta standar kaki kubik per hari) atau 98,3% dari target APBN-P 5.556 mmfscd.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sedangkan penerimaan negara, angka yang berhasil dicapai sebesar US$ 8,4 miliar atau 141% dari target yang dipatok sebesar US$ 5,86 miliar," kata dia dalam konferensi pers virtual, Kamis (31/12/2020).
SKK Migas juga mencatat pengendalian cost recovery sepanjang tahun ini sebesar US$ 18,2 miliar, sesuai target dalam APBN 2020. Untuk reserver replacement ratio (RRR) mencapai 102 persen yaitu sebanyak 705,2 mmboe atau 102%.
Kemudian SKK Migas juga mampu menyelesaikan 15 (lima belas) proyek onstream dari 11 proyek onstream yang ditargetkan atau 136%. Dari 15 proyek ini diperoleh potensi tambahan produksi minyak sebesar 9.182 bpod dan gas sebesar 111 mmfscd.
Lanjut halaman berikutnya>>>
Fatar Yani mengungkapkan strategi SKK Migas adalah dengan melakukan kegiatan yang masif, agresif dan efisien.
"Kami juga bertekad, tahun 2021 no decline produksi migas nasional," kata dia dalam konferensi pers, Kamis (31/12/2020).
SKK Migas menargetkan akan melakukan 616 kegiatan sumur pengembangan, jumlah ini meningkat 144% dari realisasi kegiatan serupa di tahun 2020.
"Untuk kegiatan workover ditargetkan sebanyak 615 sumur dan well service juga meningkat menjadi 26.431 sumur," terang Fatar.
Selain kegiatan peningkatan produksi, pada tahun 2021 SKK Migas dan KKKS juga melakukan serangkaian kegiatan untuk mengawal target jangka menengah dan panjang demi mengejar visi produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD gas di 2030.
"Kegiatan eksplorasi tetap menjadi fokus utama SKK Migas, tahun depan kami akan melakukan pengeboran 43 sumur eksplorasi, survei seismik 2D sepanjang 3.569 km, survei seismik 3D seluas 1.549 km2, seismik vibroseis 2D sepanjang 1.000 km, full tensor gravity (FTG) open area di wilayah Papua sepanjang 67.500 km, dan pseudo 3D seismic open area sepanjang 270.000 km yang menjadikannya salah satu yang terpanjang di Asia Pasifik," jelas dia.
(kil/fdl)