PLN melalui anak usahanya PT PLN Gas & Geothermal (PLNGG) dan PT Dewata Energy Bersih (DEB) menandatangani nota kesepahaman studi kelayakan kajian untuk pengembangan LNG Terminal Bali. Penandatanganan dilakukan Direktur Utama PLNGG Moh Riza Affiandi dan Direktur PT DEB Cokorda Alit Indra Wardhana.
Kesepakatan itu merupakan tindak lanjut dari kebijakan energi dan ketenagalistrikan Pemerintah Provinsi Bali untuk mendorong penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan. Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini menyampaikan kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen PLN untuk terus meningkatkan penggunaan energi yang bersih dan ramah lingkungan.
"Ini mengacu pada visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, di mana pengembangan infrastruktur energi harus ramah lingkungan mengangkat nilai-nilai kearifan lokal. Kami komitmen untuk terus meningkatkan penggunaan energi bersih," ungkap Zulkifli dalam keterangan tertulis, Rabu (24/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur Bali I Wayan Koster juga menerangkan Pemerintah Provinsi Bali menyusun kebijakan energi dan ketenagalistrikan yang terus mendorong energi ramah lingkungan.
"Meskipun Bali tidak mempunyai sumber daya alam dan mineral untuk pembangkitan listrik, namun keinginan kuat Bali telah sejalan dengan regulasi energi dan kelistrikan nasional yaitu menjaga alam Bali bersih mulai dari sumber, hulu hingga ke hilir," urai Koster.
Studi kelayakan kajian atas pengembangan bisnis LNG dilakukan sebagai awal rencana kerja sama pengembangan infrastruktur terminal penerima dan regasifikasi Liquefied Natural Gas (LNG) di Provinsi Bali antara PLN GG dan PT DEB.
Pengembangan infrastruktur LNG Terminal Bali ditargetkan dapat beroperasi memasok gas ke Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) Pesanggaran pada awal tahun 2023.
Untuk pemenuhan bahan bakar Pembangkit Listrik Gas di Pesanggaran akan menggunakan gas alam dalam bentuk cair (Liquified Natural Gas / LNG), PLN telah memiliki kontrak jangka panjang dengan produsen LNG BP Tangguh. Zulkifli menambahkan tantangan utama yang dihadapi dalam penyediaan pasokan gas alam adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur gas, khususnya infrastruktur yang terkait dengan terminal LNG termasuk transportasi LNG serta sarana pendukung lainnya.
Zaini menerangkan PLN mengedepankan penggunaan energi bersih untuk penyediaan listrik di Bali, salah satunya dengan memanfaatkan pembangkit listrik berbahan bakar gas. Selain mengoptimalkan PLTDG Pesanggaran kapasitas 200 megawatt (MW), PLN juga akan merelokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap ke lokasi Pesanggaran dengan kapasitas 300 MW.
Selain itu, lanjutnya, untuk menjaga keandalan sistem kelistrikan Bali, PLN juga akan mewujudkan integrasi sistem tenaga listrik Jawa Bali melalui jaringan transmisi sebagai sistem interkoneksi kelistrikan terbesar di Indonesia.
(akn/hns)