Setelah lebih dari setahun berada di level yang rendah, akhirnya harga minyak dunia sempat naik di atas US$ 70 per barel. Kenaikan harga minyak dunia salah satunya disebabkan oleh serangan drone terhadap salah satu tempat penyimpanan milik Arab Saudi.
Pada saat ini, tempat penyimpanan minyak dunia di negara pengekspor utama dunia terserang pesawat tanpa awak. Serangan itu berada di Ras Tanura, sebuah pelabuhan pengiriman minyak terbesar di dunia.
Namun, kalian pasti masih bertanya-tanya kan, apa hubungannya serangan bom dengan kenaikan harga minyak dunia? Kita bantu jelasin ya, supaya nanti kalau ditanya sama teman bisa ikutan jelasin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut beberapa penjelasan yang dikutip dari berbagai sumber, Selasa (9/3/2021).
1. Arab Saudi
Arab sejak dulu sudah menjadi negara pengekspor minyak utama dunia. Jika terjadi sesuatu yang mengancam keberlangsungan bisnis minyak, maka otomatis harga minyak dunia akan melonjak.
Karena, dengan berbagai tindakan yang mengancam ini secara tidak langsung akan berdampak kepada negara-negara yang selama ini bergantung minyak dari Arab Saudi.
2. Tangki Penyimpanan Minyak Bumi
Serangan drone di Arab Saudi saat ini terjadi ke salah satu tempat penyimpanan minyaknya. Dari tempat ini, minyak yang berasal dari bawah tanah Arab akan disuplai ke berbagai negara yang membutuhkan.
Yang terjadi sekarang, pesawat tanpa awak ini menyerang tangki penyimpanan minyak bumi di Ras Tanura. Itu merupakan salah satu pelabuhan terbesar dalam pelayanan pengiriman minyak. Jika terjadi kerusakan maka otomatis harga minyak akan naik, karena proses pengiriman akan terganggu.
Simak juga Video "Harga Sembako 19 November 2020: Harga Minyak Curah di Jakarta Turun":