Walah, Laba Raksasa Minyak Arab Saudi Anjlok Hingga 45%!

Walah, Laba Raksasa Minyak Arab Saudi Anjlok Hingga 45%!

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 22 Mar 2021 08:56 WIB
Harga Minyak Mentah AS Di Bawah Nol, Pembeli Tidak Bayar Malah Ditawari Uang
Foto: DW (News)
Jakarta -

Pandemi virus Corona (COVID-19) telah membuat permintaan minyak dunia anjlok. Hal ini pun menyebabkan perusahaan-perusahaan minyak dunia sengsara. Salah satunya Saudi Aramco yang mengalami kemerosotan laba hampir 45% sepanjang 2020 lalu.

Dilansir dari BBC, Senin (22/3/2021), perusahaan minyak raksasa itu mengumumkan laba perusahaan turun tajam jika dibandingkan dengan tahun 2019.

Sepanjang 2020, perusahaan masih mencetak keuntungan sebesar US$ 49 miliar atau sekitar Rp 707 triliun (kurs Rp 14.439). Perusahaan juga mengumumkan akan membayar dividen kepada pemegang saham sebesar US$ 75 miliar atau sekitar Rp 1.082 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dividen terbanyak akan diterima oleh pemerintah Arab Saudi selaku pemegang saham terbesar Aramco.

Tahun 2020 dipandang perusahaan sebagai tahun paling menantang dalam sejarah. Pasalnya, perusahaan harus menghadapi anjloknya harga minyak dunia yang cukup dalam karena pembatasan perjalan di berbagai negara, dan menyebabkan industri serta kegiatan lainnya terhambat. Hal itu pun menggerus permintaan minyak.

ADVERTISEMENT

Perusahaan minyak dan gas besar lainnya seperti Royal Dutch Shell dan BP juga mengalami penurunan laba. Bahkan, Exxon Mobil yakni perusahaan energi terbesar Amerika Serikat mencatat kerugian tahunan pertamanya.

Harga minyak telah pulih sedikit sejak Desember menjadi US$ 64,53 per barel, khususnya untuk minyak mentah Brent. Hal itu dipicu oleh proses vaksinasi di berbagai negara yang telah berlangsung.

Lihat juga Video: Cadangan Minyak Baru Ditemukan di Lepas Pantai Madura

[Gambas:Video 20detik]



CEO Saudi Aramco Amin Nasser mengatakan, perusahaan mengharapkan pergerakan positif di tahun 2021 ini.

"Kami melihat peningkatan permintaan di Asia dan juga tanda-tanda positif di tempat lain. Kami berharap kondisi ini terus berlanjut beriringan dengan kebijakan pemerintah dan otoritas di seluruh dunia membuka kembali ekonomi," kata Nasser.

Sayangnya, Aramco masih harus menghadapi tantangan lain. Pada hari Jumat, (19/3) kemarin, perusahaan telah mengalami dua serangan drone yang merusak salah satu kilangnya karena keterlibatan Saudi dalam perang di Yaman.

Meski begitu, Nasser mengatakan kilang itu kembali beroperasi setelah beberapa jam kemudian, dan perusahaan memiliki rencana tanggap darurat untuk menangani serangan sejenis.


Hide Ads