Orias mengatakan masih melakukan pembahasan apakah smelter akan tetap dilanjutkan dibangun di Gresik atau pindah ke Halmahera.
"Ini kita melakukan pembahasan keputusan apakah akan di Halmahera atau terus di Gresik itu belum diambil. Tetapi yang pasti di Gresik kita tetap jalan dan yang dikeluarkan di Gresik itu investasinya sudah hampir sekitar US$ 300 juta. Jadi itu memang kita tetap serius di sana sampai keputusan final kita akan ke mana," paparnya.
Dia menjelaskan, hitung-hitungannya kalau pembangunan smelter tetap di Gresik butuh biaya sekitar US$ 2,6-3 miliar, dan pembiayaannya melalui Freeport lewat pinjaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, jika smelter dibangun di Halmahera bersama Tsingshan, mayoritas didanai perusahaan asing itu. Jadi itu tidak terlalu membebani.
"Kita akan sekitar 25% atau 30%, dan 70% adalah mitra dari China yaitu Tsingshan. Itu struktur yang diperhitungkan supaya dana yang akan dikeluarkan oleh Freeport itu tidak terlalu besar. Itu hitung-hitungan yang membuat mengapa kita harus memikirkan alternatif itu," tambah Orias.
Orias juga buka-bukaan bahwa membangun smelter rugi bila industri hilirnya tidak dibangun.
"Apakah rugi? dari kita ya iya jelas rugi. Tapi kan ini wajib bangun, kita bangun. Jadi posisi dari kami karena memang diwajibkan membangun ya kami akan bangun. Tapi memang bahwa ini menyebabkan kerugian ya rugi," tambahnya.
(toy/eds)