Mega proyek kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban sudah berjalan. Kilang tersebut nantinya dikelola oleh PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (Pertamina Rosneft), yakni joint venture Pertamina dengan Rosneft Singapore Pte Ltd yang merupakan afiliasi perusahaan migas Rosneft asal Rusia. Proyek tersebut sudah memasuki tahap pembahasan desain rinci (Front End Engineering Design/FEED).
Kajian FEED itu akan dilakukan bersama dengan Tecnicas Reunidas yang akan mengembangkan desain open-art units, sistem off-site dan utilities, pengawasan dan integrasi desain secara keseluruhan, termasuk data desain dari licensor (pihak pemberi lisensi).
Kajian tersebut merupakan kajian engineering fase lanjutan dengan pendekatan engineering design untuk mengendalikan biaya proyek dan merencanakan suatu proyek secara menyeluruh sebelum penawaran lelang dilakukan. Proses FEED proyek kilang GRR Tuban ini ditargetkan selesai dalam waktu 12 bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ruang lingkup kajiannya meliputi mechanical data sheet peralatan utama, penyiapan paket tender, pengembangan process dan utility, elaborasi tata letak kerja utama piping, instrumen, kelistrikan, dan pekerjaan sipil. Secara ringkas, kajian FEED meliputi seluruh studi yang dilaksanakan sebelum pemesanan peralatan utama dalam sebuah proyek.
"Momen ini telah kami tunggu selama ini. Dimulainya FEED ini merupakan salah satu milestone penting dalam proyek pembangunan kilang GRR Tuban. Dari FEED ini, diharapkan didapatkan gambaran secara spesifik terhadap peralatan kilang dan infrastruktur yang akan dibangun di kilang GRR Tuban," ungkap Presiden Direktur Pertamina Rosneft Kadek Ambara Jaya, seperti yang dikutip dari keterangan resminya, Selasa (20/4/2021).
Mega proyek Kilang Tuban ini ditargetkan rampung tahun 2026. Harapannya, kilang tersebut bisa memenuhi kebutuhan energi nasional. Pasalnya, jika tidak ada pembangunan kilang baru, maka impor BBM Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 0,53 juta barel per hari (bph) menjadi 1 juta bph atau setara dengan 68% kebutuhan energi nasional.
Dalam pemaparan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pada 2019 silam, Kilang Tuban nantinya akan memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu bph. Pertamina harus mengeluarkan investasi sebesar US$ 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun untuk mega proyek ini.
Kilang Tuban nantinya akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel. Selain itu, Kilang Tuban juga akan menghasilkan 4 juta liter avtur per hari serta produksi petrokimia sebesar 4.25 juta ton per tahun.
(das/das)