Investigasi dilakukan untuk mengetahui penyebab kebakaran di Kilang Balongan, Jawa Barat milik PT Pertamina (Persero). Namun, dijelaskan Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati hingga kini investigasi masih berlangsung sehingga penyebab kebakaran masih misteri.
"Dari insiden Balongan barangkali detail secara teknis dan sebagainya kita sekarang ada pihak-pihak maupun aparat hukum yang sedang melakukan investigasi. Kita bisa menunggu itu," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (20/5/2021).
Terlepas dari itu, pihaknya mendapatkan pelajaran berharga atas insiden yang terjadi di Kilang Balongan, yakni perlunya buffer zone. Sederhananya itu adalah lahan antara area kilang dengan lingkungan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kami juga berkeliling ke sana (Kilang Balongan) memang itu terlalu, di samping kilang kita itu adalah jalan raya, dan kecelakaan terjadi untuk orang yang melintas itu. Jadi lesson learned-nya (pelajaran yang didapat) adalah kami sekarang memprioritaskan pembangunan area untuk buffer zone," tuturnya.
Bukan hanya di Kilang Balongan, buffer zone juga diperlukan di fasilitas-fasilitas lainnya milik Pertamina, salah satu yang sedang dipikirkan adalah Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Jakarta Utara.
"Kaitannya dengan Plumpang ini kalau dilihat dari safety sudah nggak safe sama sekali. Oleh karena itu kita ada dua opsi, apakah bisa kita membebaskan area sekitar situ untuk buffer zone atau kita pindahkan," sebutnya.
Atas insiden di Kilang Balongan, pihaknya sekarang menetapkan beberapa kilang untuk dibuatkan buffer zone, mulai dari Kilang Cilacap hingga Kilang Balikpapan.
"Jadi kami akan lakukan itu karena lesson learned yang sangat berharga dari Balongan terlepas dari masalah teknis,nanti barangkali kami bisa sampaikan dalam kesempatan lain, tapi ini menjadi agenda besar kita untuk membebaskan area situ untuk mendapatkan buffer zone yang cukup," tambah Nicke.
(toy/ara)