Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan pengawasan terhadap usaha pertambangan mineral dan batu bara (minerba) di Indonesia. Peningkatan pengawasan dilakukan melalui penggunaan kombinasi teknologi machine learning dan artificial intelligence dalam pengolahan citra dan geo datasets.
"Kami akan terus melakukan pengawasan yang terpadu dengan menggunakan kombinasi media digital sehingga perbaikannya dapat dilakukan segera," kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Sujatmiko di Jakarta dalam keterangan tertulis, Minggu (11/7/2021).
Optimalisasi teknologi ini, sambung Sujatmiko, diharapkan mampu memberikan manfaat yang lebih besar terhadap aktivitas pertambangan dan meningkatkan kontribusi minerba dalam memajukan perekonomian nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, sumber daya dan cadangan batu bara saat ini berturut-turut mencapai 143,7 miliar ton dan 38,8 miliar ton di antaranya dimanfaatkan pemerintah untuk menjawab isu-isu dalam energy trilemma, yaitu ketahanan energi (energy security), keterjangkauan energi (energy affordability), dan keberlanjutan energi (energy sustainability).
"Walaupun banyak orang mengatakan batu bara ini sebagai sumber energi yang kotor, namun sesungguhnya batu bara ini bisa digunakan untuk sumber energi yang berkecukupan dan terjangkau untuk masyarakat dan peduli terhadap lingkungan," jelas Sujatmiko.
Lebih lanjut, Sujatmiko memaparkan kontribusi minerba terlihat dari sumbangsih dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 2020 sebesar Rp 34,65 triliun dan Rp 1,67 triliun untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM).
"Tentu ini bukan (jumlah) uang yang sedikit bagi perekonomian nasional," tegas Sujatmiko.
Sementara pada 2020 lalu, lanjutnya, produksi batu bara nasional mencapai total 564 juta ton, di mana 138 juta ton digunakan untuk kebutuhan dalam negeri.
"Bisa dibayangkan kalau tidak ada batu bara, (tarif) listrik kita tidak semurah saat ini," kata Sujatmiko.
Selain itu, sebagai kepedulian atas isu lingkungan, pemerintah terus mendorong penerapan teknologi melalui clean coal technology.
"Ini tentu memenuhi amanat sebagai sumber energy yang low carbon emission," harap Sujatmiko
(akn/hns)