Pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) memberikan banyak manfaat bagi penggunannya. Selain ramah lingkungan, pemanfaatan PLTS bisa memberikan keuntungan karena balik modalnya cepat dan setelah itu pemakaian listriknya gratis.
Wakil Sekjen Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (Maskeei) Antonius Widiarso menjelaskan, besaran tarif dasar listrik (TDL) pada rentang April-Juni 2021 untuk rumah tangga dari kapasitas 900VA hingga 6.600VA adalah Rp. 1.444,70/kWh. Besaran biaya itu termasuk juga untuk sektor bisnis kapasitas 200 kVA.
Lalu, untuk sektor bisnis dan industri yang berkapasitas lebih dari 200kVA, maka TDL nya per kWh adalah di Rp. 1.114,74.
Dia bilang, jika biaya investasi PLTS sebesar Rp 54 juta, maka balik modal atau payback period-nya sekitar 8 tahun.
"Jika dalam satu rumah di daerah Jakarta melakukan investasi lengkap pengadaan termasuk pemasangan PLTS sebesar Rp 54 juta dengan kapasitas 3.000 Watt, maka dengan TDL PLN sebesar Rp 1.444,70 per kWh memiliki payback period selama kurang lebih 8 tahun," terangnya dalam keterangan tertulis, Jumat (20/8/2021).
Lamanya balik modal di atas tidak memperhitungkan inflasi. Jika memperhitungkan inflasi, misal 5%, maka balik modal bisa lebih cepat sampai 5 tahun.
"Pertanyaannya adalah apakah mungkin TDL PLN selalu flat setiap tahunnya? Tentunya tidak. Jika rata-rata inflasi adalah 5% per tahun, artinya adalah terdapat kenaikan rata- rata TDL PLN sebesar 5% setiap tahunnya. Jika komponen inflasi ini dihitung, maka payback period investasi PLTS menjadi sekitar 5 sampai dengan 6 tahun saja," ujarnya.
Setelah balik modal, kata dia, pengguna akan mendapat untung besar. Sebab, itu berarti pengguna tak perlu membayar listrik lagi. Sebab, ia mendapat listrik dari PLTS yang sudah terpasang.
"Apa yang terjadi setelah payback period ? Inilah arti 'merdeka' yang sesungguhnya. Saya mengucapkan selamat kepada para pengguna PLTS karena listrik menjadi gratis seumur hidup dari hasil listrik yang dihasilkan oleh kapasitas PLTS yang telah terpasang, dan menjadi tidak terlalu sensitif terhadap pergerakan inflasi tarif dasar listrik yang senantiasa mengalami kenaikan karena konsumsi listrik dari PLN menjadi berkurang sebagai dampak dari sinergi listrik yang dihasilkan oleh PLTS," paparnya.
(acd/dna)