Cadangan Tembaga di Tambang Freeport Masih Aman hingga 2050

Cadangan Tembaga di Tambang Freeport Masih Aman hingga 2050

Yudistira Imandiar - detikFinance
Senin, 23 Agu 2021 15:56 WIB
PT Freeport Indonesia
Foto: dok. PTFI
Jakarta -

Sumber daya tembaga dengan mineral ikutan emas, dan perak, di tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (PTFI) diperkirakan masih tersedia hingga tahun 2050 mendatang. Selain itu, ada pula potensi cadangan sumber daya yang masih dapat dieksplorasi.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyampaikan tambang bawah tanah yang saat ini dikelola Freeport Indonesia masih menyimpan potensi sumber daya, setidaknya sampai puluhan tahun ke depan.

"Kalau dengan pola penambangan dengan cadangan yang ada saat ini bisa sampai 2050. Belum lagi kalau kita eksplorasi di bawahnya lagi masih ada potensi sumber daya yang bisa dijadikan cadangan," kata Tony kepada detikcom beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjabarkan PTFI membutuhkan waktu sekitar 12 tahun membangun infrastruktur tambang bawah tanah yang saat ini dioperasikan. Investasi yang dikucurkan untuk pembangunan tersebut mencapai US$ 8 miliar.

"Tahun 2004 kami bangun infrastruktur tambangnya, dan baru dapat dinikmati hasilnya tahun 2016 di mana kami sudah mulai produksi. Jadi perlu waktu kira-kira 12 tahun dengan investasi yang sekitar US$ 8 miliar yang dikeluarkan pada saat itu dan kedepannya kami akan investasi di tambang bawah tanah sekitar US$ 15 miliar lagi," papar Tony.

ADVERTISEMENT

Tambang bawah tanah tersebut, jelas Tony, dioperasikan dengan menggunakan teknologi modern. Seluruh peralatan berat tambang bawah tanah, termasuk kereta bawah tanah yang digunakan PTFI dikendalikan secara remote dari jarak sekitar 10 kilometer. Sistem tersebut, kata dia, mengurangi potensi kecelakaan terhadap para pekerja.

"Semua peralatan berat yang ada di tambang bawah tanah dikemudikan secara remote dari jarak kira-kira 10 kilometer di ruangan ber-AC, perempuan juga banyak mengoperasikan alat-alat berat," imbuhnya.

Tony menyebutkan bahwa pola eksplorasi serta teknologi yang digunakan, menjadikan tambang bawah tanah PTFI menjadi salah satu yang terbaik, dari segi cadangan sumber daya, skala, hingga dalam hal praktik penambangannya.

"Tambang bawah tanah kita ini terbesar di dunia. Jadi kita perlu bangga bahwa tambang bawah tanah terbesar di dunia adanya di Indonesia, khususnya di Papua," cetus Tony.




(ega/hns)

Hide Ads