Tambang bawah tanah yang dikelola PT Freeport Indonesia (PTFI) di Papua menjadi yang terbesar di dunia. Indonesia resmi menguasai tambang tersebut dengan kepemilikan saham 51% pada 2018 lalu.
detikcom merangkum kecanggihan tambang bawah tanah tersebut, yakni sebagai berikut:
1. Bakal Diguyur Rp 216,2 T
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tambang bawah tanah tersebut mulai dibangun infrastrukturnya pada 2004, dan baru berproduksi mulai 2015-2016. Jadi perlu waktu kira-kira 12 tahun untuk menikmati hasilnya dengan investasi yang dikucurkan sekitar US$ 8 miliar pada saat itu. Freeport akan menambah investasi US$ 15 miliar, setara Rp 216,2 triliun (kurs Rp 14.416).
"Ke depannya ini juga kita masih akan investasi di tambang bawah tanah sekitar US$ 15 miliar," sebut Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas.
2. Cadangannya Cukup Sampai 2050
Dia menerangkan bahwa cadangan di tambang Freeport masih cukup sampai tahun 2050. Bahkan potensi cadangannya masih bisa ditingkatkan dengan terus melakukan eksplorasi.
"Kalau dengan pola penambangan dengan cadangan yang ada saat ini bisa sampai 2050. Belum lagi kalau kita eksplorasi di bawahnya lagi masih ada potensi sumber daya yang bisa dijadikan cadangan," katanya.
Lanjut ke halaman berikutnya