Tambang Berlian Bocor Telan 12 Korban, Kongo Minta Angola Ganti Rugi

Tambang Berlian Bocor Telan 12 Korban, Kongo Minta Angola Ganti Rugi

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 03 Sep 2021 10:11 WIB
Congolese artisanal miners are seen mining for gold in the Togo-Kazaroho area on July 11, 2018 in Ituri Province. The Togo-Kazaroho Gold Mining site lies deep within the Ituri Forest. Miners will stay out in the forest for up to a week, by the end of the week the will usually have mined about Six grams of gold. The gold gets sold to traders in the near by town of Mambasa, from there it will either head legally to the town of Bunia or Illegally over the borders in Uganda. (Photo by John WESSELS / AFP)
Ilustrasi/Foto: AFP/JOHN WESSELS
Jakarta -

Republik Demokratik Kongo akan meminta ganti rugi dari pemilik tambang berlian Angola setelah bendungan tailing milik mereka bocor dan mencemari air minum warganya.

Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Lingkungan Kongo, Eve Bazaiba mengatakan pada konferensi pers setelah mengunjungi provinsi Kasai selatan negara, Kamis (2/9) waktu setempat.

Dilansir Reuters, Jumat (3/9/2021), kebocoran tambang berlian terbesar di Angola pada akhir Juli membuat anak Sungai Kongo menjadi merah. Akibat dari kebocoran tersebut menyebabkan 12 orang meninggal dan ribuan warga Kongo jatuh sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bazaiba belum bisa mengatakan berapa banyak kerusakan yang dapat ditanggung negara akibat kejadian ini. Namun dia mengatakan setidaknya sudah ada 4.400 orang jatuh sakit karena hal tersebut.

Setelah pecahnya saluran pembuangan di tailing tambang yang menyimpan limbah industri pertambangan, para peneliti di Universitas Kinshasha pada bulan lalu telah merujuk kejadian tersebut sebagai polusi besar yang dampaknya dapat mempengaruhi kehidupan 2 juta orang, membunuh ikan, dan menyebabkan diare di sekitar wilayah sungai.

ADVERTISEMENT

Oleh karenanya pemerintah Kongo secara resmi akan meminta kompensasi kepada pemilik tambang, di mana mereka yang menghasilkan polusi harus menanggung biaya untuk mengatasinya.

Di sisi lain sebagai pihak yang bertanggung jawab, operator tambang Sociedade Mineira de Catoca tidak segera menanggapi permintaan komentar atas klaim kerusakan dan kematian yang disampaikan Bazaiba.

Sebagai informasi, kejadian ini bermula saat tailing milik perusahaan tambang Catoca bocor ke Sungai Lova, anak sungai dari Sungai Tshikapa, yang akhirnya mencemari Sungai Kongo pada akhir Juli. Berdasarkan gambar satelit menunjukkan bahwa sungai Tshikapa telah berubah warna menjadi merah pada 25 Juli.

(ara/ara)

Hide Ads