Menengok Pembangkit Listrik Mikro Hidro di Daerah Pelosok

Menengok Pembangkit Listrik Mikro Hidro di Daerah Pelosok

Nurcholis Maarif - detikFinance
Rabu, 08 Sep 2021 18:13 WIB
PLTMH di Desa Pelakat
Ruang generator PLTMH di Desa Pelakat (Foto: Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta -

Desa Pelakat merupakan salah satu desa terpencil yang ada di Kecamatan Semende Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Dari pusat kecamatan, desa ini berjarak sekitar 25 km atau bisa ditempuh dengan kendaraan selama 40 menit.

Dari pusat kabupaten, Desa Pelakat berjarak sekitar 125 km atau bisa ditempuh kurang lebih selama 4 jam. Sedangkan dari pusat pemerintahan provinsi di Palembang, desa ini berjarak sekitar 287 km atau ditempuh kurang lebih 8 jam. Waktu itu bisa lebih karena ditambah dengan akses jalan naik turun perbukitan dan beberapa ruas jalan yang masih rusak.

Keterpencilan dan sulitnya akses itu juga yang membuat pembangunan di desa ini cukup lambat, termasuk dalam urusan pembangunan jaringan listrik. Namun, desa yang berada di ketinggian 1.400 mdpl ini memiliki potensi aliran air yang bisa digunakan sebagai sumber energi dan penerangan, salah satunya menggunakan kincir air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Desa ini) sangat terisolir dan memang belum memiliki penerangan (waktu awal jadi desa definitif tahun 2007). Waktu itu yang ada sebatas kincir air yang maksimal menerangi antara 7-10 rumah, itu pun kami mendirikan secara patungan. Kincir air menggunakan dinamo, tidak begitu efektif. Kalau airnya kebesaran sehingga mematikan lampu," ujar Kepala Desa Pelakat Hopaini kepada detikcom belum lama ini.

Lalu pada sekitar tahun 2008, kata Hopaini, warga mulai meninggalkan kincir air dan beralih menggunakan turbin. Turbin tersebut dapat menghasilkan listrik 5.000-25.000 watt. Pemanfaatan turbin ini masih berkendala, karena baru 75% warga yang mendapat penerangan listrik. Sisanya, warga memanfaatkan lampu teplok untuk penerangan.

ADVERTISEMENT

Barulah pada tahun 2010, Desa Pelakat terpilih dalam program Cahaya Seribu Desa dari Yayasan Al-Azhar. Cahaya Seribu Desa merupakan program listrik untuk desa terpencil yang tidak memungkinkan dibangunnya jaringan transmisi listrik milik pemerintah dalam waktu dekat.

Yayasan ini kemudian menggandeng PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota holding industri pertambangan Indonesia atau Mining Industry Indonesia (MIND ID), untuk mendanai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Desa Pelakat pada tahun 2012.

"Nah program ini jatuh ke Desa Pelakat, yayasan ini bekerja sama dengan BUMN PT Bukit Asam yang sebagai penyandang dana untuk mendirikan PLTMH. PLTMH ini berkekuatan 35 ribu KW. Artinya Desa Pelakat semuanya bisa teraliri penerangan menggunakan tenaga mikro hidro ini," ujarnya.

prinsipnya PLTMH memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun.Prinsipnya PLTMH memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun (Foto: Rengga Sancaya/detikcom)

Pembangunan PLTMH ini juga dilakukan secara gotong royong oleh warga setempat. Aliran air yang mengalir dari perbukitan di Desa Pelakat dibengkokkan dengan pipa kurang lebih sepanjang 300 meter. Sebab pada prinsipnya PLTMH memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun.

Aliran air ini akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator dan menghasilkan listrik. Di Desa Pelakat, generator itu diletakkan dalam sebuah ruangan kurang lebih berukuran 3x3 meter dan diurus oleh warga setempat.

Saat ini, PLTMH berkapasitas 35 KW tersebut dimanfaatkan untuk melistriki sekitar 125 rumah warga yang ada di Desa Pelakat. Bahkan listrik itu masih surplus dan digunakan untuk sarana umum seperti sekolah SD dan SMP, rumah ibadah, dan kantor desa. Adapun warga yang memanfaatkan listrik dari PLTMH ini diwajibkan untuk menyetor iuran Rp 15 ribu per bulannya.

"(Masyarakat) wajib harus setor itu kita punya iuran dulunya 1 kg kopi per bulan, sekarang beralih ke Rp 15 ribu. Karena harga kopi kan naik turun nggak menentu, kadang harganya naik, kadang harganya turun," ujarnya.

"Dari Rp 15 ribu per satu orang manfaat listrik ini 50% untuk kas, 50% untuk personal bagi operator yang menjalankan, ada 3 orang. Jadi dia shift-shiftan," imbuhnya.

Atas inovasi PLTMH-nya tersebut, desa yang terkenal dengan kopi Semendo-nya ini beberapa kali mendapat penghargaan, di antaranya Juara 1 Desa Proklim Tingkat Nasional Kategori Utama pada tahun 2015. Lalu Desa Pelakat terpilih dari lima desa untuk penghargaan Desa Proklim Kategori Lestari pada tahun 2020 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sebab PLTMH merupakan masuk dalam kategori energi bersih dan bisa diterapkan di kawasan yang memiliki potensi aliran air. Hopaini pun berharap inovasi yang diterapkan di Desa Pelakat ini bisa diikuti desa-desa lain.

Belum lama ini, jaringan listrik milik PLN sudah mulai masuk ke Desa Pelakat dan bahkan diresmikan oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru pada bulan Juli 2021 lalu.

Rumah Kopi di Desa PelakatRumah Kopi di Desa Pelakat Foto: Nurcholis Maarif/detikcom

Menurut salah satu operator PLTMH Desa Pelakat, Nashrullah, masyarakat masih menggunakan PLTMH ini sebagai sumber penerangan karena dinilai lebih murah. Adapun listrik PLN juga digunakan tapi untuk alat-alat elektronik yang memerlukan daya yang lebih besar seperti kulkas dan alat penanak nasi.

Tak hanya dalam pembangunan PLTMH, kata Hopaini, PTBA juga banyak memberikan bantuan kepada Desa Pelakat. Misalnya Saung Ilmu yang merupakan taman bacaan atau perpustakaan untuk anak-anak di Desa Pelakat.

Lalu pembangunan Rumah Kopi dan demplot kopi yang merupakan area pengolahan kopi bagi warga Desa Pelakat yang mayoritas merupakan petani kopi. Di dalam rumah kopi ini terdapat mesin roasting hingga mesin penggilingan kopi. PTBA juga menggandeng berbagai pihak untuk menggelar pelatihan untuk petani kopi di Desa Pelakat. Program pemberdayaan ini sejalan dengan noble purpose MIND ID, yaitu We explore natural resources for civilization, prosperity and a brighter future.

detikcom bersama MIND ID mengadakan program Jelajah Tambang berisi ekspedisi ke daerah pertambangan Indonesia. detikcom menyambangi kota-kota industri tambang di Indonesia untuk memotret secara lengkap bagaimana kehidupan masyarakat dan daerah penghasil mineral serta bagaimana pengolahannya.

Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/jelajahtambang.

Lihat juga video 'Jokowi Resmikan Bendungan Sindang Heula: Cegah Banjir-Pembangkit Listrik':

[Gambas:Video 20detik]



(ncm/hns)

Hide Ads