Lebih lanjut Jhony mengungkapkan bahwa PLTU Sumsel 8 ini merupakan PLTU kategori mulut tambang terbesar di Asia Tenggara. Maksudnya, pembangkit listrik ini berskema 'mine to mouth' yang mana lokasi pembangkit terletak paralel dengan sumber energi, yaitu batu bara.
Nantinya PLTU Sumsel 8 membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun yang akan disuplai dari tambang batu bara PTBA di Tanjung Enim. Adapun jarak antara PLTU Sumsel 8 dengan tambang batu bara PTBA di Tanjung Enim hanya berjarak sekitar 30 menit. Namun, batu bara tersebut akan disalurkan dengan belt conveyor yang memanjang dari tambang ke ruang penyimpanan di PLTU Sumsel 8.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PLTU ini dibangun di Sumatera Selatan yang merupakan lumbung energi di Sumatera, khususnya batu bara dan PLTU ini dibangun dekat tambang sehingga disebut mulut tambang," ujar Jhony.
Hal tersebut akan menekan biaya logistik pengantaran batu bara yang selama ini dilakukan PTBA. Selain itu, hal ini juga sejalan dengan misi PTBA yang merupakan anggota holding industri pertambangan Indonesia atau Mining Industry Indonesia (MIND ID) untuk bertransformasi dari perusahaan batu bara menjadi perusahaan energi dan kimia.
Jhony juga menjelaskan konstruksi PLTU Sumsel 8 ini menyerap tenaga kerja lokal hingga 2.300 orang. Hal ini juga sejalan dengan noble purpose MIND ID, yaitu 'We explore natural resources for civilization, prosperity and a brighter future'.
Bidik suplai listrik kawasan industri Sumatera bagian utara. Langsung klik halaman berikutnya.