Indonesia kaya akan sumber daya alam dan energinya, salah satunya batu bara. Tak hanya di Kalimantan, ternyata ada juga tambang batu bara yang punya cadangan hingga 3 miliar ton di Sumatera Selatan, tepatnya ada di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim yang menjadi lahan pertambangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Dari pusat pemerintahan Sumatera Selatan di Palembang, kawasan ini dapat ditempuh dengan jalur darat kisaran 4-5 jam. Saat mendekati Muara Enim, mobil yang dikendarai tim Jelajah Tambang detikcom 5-6 kali terhenti oleh palang kereta.
Bukan kereta pengangkut orang, tapi rangkaian kereta berisi sekitar 20 gerbong yang mengangkut batu bara menuju pelabuhan. Batu bara yang diambil dari Tanjung Enim itu diangkut dengan kereta api menuju Pelabuhan Tarahan di Lampung hingga Pelabuhan Kertapati di Palembang.
Selanjutnya batu bara tersebut akan diangkut menggunakan kapal tongkang menuju PLTU-PLTU milik PLN hingga untuk kebutuhan komersial lainnya. Beberapa bahkan sudah diekspor beberapa negara seperti Jepang, China, India, Taiwan, dan Filipina.
Direktur Operasi dan Produksi PTBA Suhedi menjelaskan rencana produksi batu bara PTBA di tahun 2021 mencapai 29,5 juta ton dan target penjualan 30 juta ton. Angka tersebut naik dibanding tahun sebelumnya yang mana terimbas pandemi, yaitu produksi 24,8 juta ton dan penjualan 26,1 juta ton.
Ia juga optimistis produksi batu bara PTBA bisa masuk dalam tiga besar produsen batu bara di Indonesia. Sebelumnya, data dari Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM yang menempatkan PTBA masih di posisi keenam dalam produksi batu bara di Indonesia pada semester 1-2021.
"Bisa (masuk tiga besar), masih optimistis mengubah seperti itu. (Karena batu bara nanti digunakan) bukan hanya (sebagai sumber) PLTU, tapi juga kan (untuk) hilirisasi," ujar Suhedi di kantor PTBA di Tanjung Enim kepada detikcom belum lama ini.
"Yang (batu bara untuk) PLTU mungkin masih di tahun 2030-2035 menurut saya, dan menurut saya nggak gampang mengubah hal itu, makanya kita optimis. (PTBA punya) cadangan 3 miliar ton, kalau cuma produksi 30 juta (per tahun) itu masih (punya cadangan) 100 tahun. Masih lama, nggak khawatir kalau masalah cadangan," imbuhnya.
![]() |
Menurut Suhedi, optimistis tersebut karena dibarengi dengan beberapa kerja sama yang baru saja dilakukan PTBA maupun rencana strategis ke depannya. Sebagai contoh, belum lama ini PTBA bekerja sama dengan PT KAI (Persero) dan PLN (Persero) dalam suplai batu bara untuk PLTU milik PLN.
Lalu ada juga rencana hilirisasi batu bara yang masuk dalam proyek strategis nasional. Selain itu, PTBA juga akan menyuplai PLTU Sumsel 8 yang diperkirakan membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun.
"Kalau hilirisasi ini kan pasti nambah (produksi dan penjualan) 6 juta setiap tahun, artinya dari 34 juta ton hari ini tambah 6 juta sudah 47. Belum ditambah kita ada kerja sama dengan PLN dan KAI supaya PLN nggak kekurangan pasokan kaya kemarin, kita ada tambahan 30 juta ton, (produksi dan penjualan kita) bisa 70 juta ton per tahun," jelas Suhedi.
Anggota holding industri pertambangan Indonesia atau Mining Industry Indonesia (MIND ID) memiliki tiga fokus strategi dalam pengembangan perseroan. Antara lain pengembangan ekspansi transportasi batu bara, pembangunan pembangkit mulut tambang, dan hilirisasi batu bara.
"Sekarang kita sudah visi menjadi perusahaan energi dan chemical, energi ini harapan kita bisa menguasai PLTU-PLTU yang ada di Indonesia ini," ujarnya.
"Jadi kalau punya PLTU sendiri, batu bara kita punya, artinya kan nanti lebih murah, kita punya captive, kita rencana ke depan mencari PLTU-PLTU. Jadi kita ngga pusing lagi kalau gali batu bara ke mana lagi (pasarnya), sudah jelas kan," imbuhnya.
Tim detikcom pun berkesempatan mengunjungi proses penambangan batu bara di Tanjung Enim milik PTBA. Terlihat kawasan perbukitan yang di tengahnya berwarna hitam pekat dari batu bara. Lalu ada juga lalu lalang mobil truk pengangkut batu bara.
Siapa sangka di kawasan pertambangan batu bara ini juga ada traffic light hingga peraturan lalu lintas yang harus dipatuhi pengemudi truk hingga mobil yang lewat. Lalu juga terlihat alat berat dengan roda bergerigi sedang menghancurkan batu bara dari tanah. Batu bara yang sedikit lebih halus tersebut kemudian diangkut melalui belt conveyor menuju area penampungan. Batu bara inilah yang kemudian akan dikirim kepada pelanggan.
Tak hanya area pertambangan, kawasan ini juga memiliki spot dalam pengolahan limbah batu bara. PTBA menggunakan tanaman semanggi dan beberapa jenis tanaman lain dalam beberapa kolam air yang dapat menetralkan air limbah batu bara sehingga menjadi netral.
![]() |
Pembangunan Kawasan Wisata Pasca Tambang
PTBA saat ini sedang membangun museum batu bara yang letaknya persis di depan gerbang kawasan perkantoran PTBA di Tanjung Enim. Menurut Suhedi, progres pembangunan museum batu bara yang disebutnya akan menjadi terbesar di Asia Tenggara ini sudah mencapai 95%.
Pandemi, kata dia, membuat pembukaan museum batu bara ini tertunda. Diketahui, PTBA juga merupakan pengelola kawasan tambang batu bara Ombilin di Sawahlunto, Sumatera Barat yang belum lama ini ditetapkan UNESCO sebagai kawasan warisan budaya dunia.
Tak hanya tambang, kata Suhedi, PTBA juga menyiapkan rencana pembangunan kawasan wisata di lahan-lahan eks tambang. Hal ini juga sejalan dengan noble purpose MIND ID, yaitu 'We explore natural resources for civilization, prosperity and a brighter future'.
"Jadi pasca tambang ini akan banyak lahan, pemerintah kan lagi gencar-gencarnya ada karbon kredit. Nah artinya semakin banyak kita nanti reklamasi tambang, itu tentunya harusnya dapat duit, tapi nggak tahu mekanismenya seperti apa, masih dikaji," ujarnya.
"Tapi yang jelas, lahan bekas tambang ini kita manfaatkan semaksimal mungkin sehingga mempunyai manfaat yang besar untuk masyarakat. Ada mini zoo, kita buat botanical garden, seluruh jenis tanaman kita tanam, tempat camping, ada juga museum batu bara terbesar di Asia Tenggara yang hampir sudah selesai," jelas Suhedi.
![]() |
Saat memasuki kawasan perkantoran PTBA di Tanjung Enim, terlihat area mini zoo yang dibicarakan Suhedi. Di sebelahnya ada masjid besar yang konon sudah berdiri sejak pertambangan zaman Belanda. Lalu masuk ke kawasan PTBA, terlihat juga beberapa gedung perkantoran, gelanggang olahraga, botanical garden hingga rumah sakit.
Menurut Suhedi, pembangunan kawasan wisata ini dilakukan untuk meningkatkan nilai jual kawasan Tanjung Enim sebagai lokasi penambangan saat ini jika batu bara sudah habis. Hal tersebut juga akan disesuaikan dengan budaya setempat yang ada di Tanjung Enim.
Sebagai informasi, detikcom bersama MIND ID mengadakan program Jelajah Tambang berisi ekspedisi ke daerah pertambangan Indonesia. detikcom menyambangi kota-kota industri tambang di Indonesia untuk memotret secara lengkap bagaimana kehidupan masyarakat dan daerah penghasil mineral serta bagaimana pengolahannya.
Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/jelajahtambang.
(prf/hns)