BUMN energi baru terbarukan (EBT) PT Energy Management Indonesia (Persero) atau EMI resmi bergabung ke grup PT PLN (Persero). Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini.
Dia menjelaskan pada tanggal 9 September 2021 telah terbit Keputusan Menteri Hukum dan HAM terkait perubahan anggaran dasar PT Energy Management Indonesia, dalam rangka bergabung dengan PLN.
"Dengan demikian syukur Alhamdulillah PT Energy Management Indonesia secara legal telah sah menjadi anak perusahaan PLN," katanya dalam Launching PT Energy Management Indonesia ke dalam PLN Group yang disiarkan di YouTube PLN, Jumat (22/10/2021).
Dengan bergabungnya EMI ke PLN, pihaknya dapat mendukung pemerintah untuk menuju nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) selambat-lambatnya tahun 2060.
BUMN, termasuk PLN ditargetkan mengurangi emisi Co2 sebesar 29% pada tahun 2030 sekaligus berkontribusi pada program dekarbonisasi lebih dari 300 juta ton Co2.
"Integrasi PT Energy Management Indonesia sebagai anak perusahaan PLN demi mendukung inisiatif dekarbonisasi menuju green economy di Indonesia," tuturnya.
PLN memiliki target dekarbonisasi sekitar 117 juta ton Co2 hingga 2025 dan berkomitmen untuk mencapai target tersebut, antara lain dengan pembangunan pembangkit EBT dengan target 5 gigawatt di 2024, peningkatan biomassa covering pada PLTU dengan target 1,8 gigawatt di 2025, dan penggantian pembangkit diesel dengan energi terbarukan dengan target 0,6 gigawatt.
"Dalam pelaksanaan program dekarbonisasi tersebut PT EMI akan turut dan berkontribusi sebesar 3,29 juta ton Co2. Selain itu PT Energy Management Indonesia akan berperan dalam dekarbonisasi 4,19 juta ton Co2 di luar PLN," sambungnya.
Zulkifli menjelaskan bahwa EMI diproyeksikan pada tahun 2025 akan mencapai pendapatan Rp 8 triliun.
Sebagaimana diketahui, Indonesia memutuskan untuk menghilangkan keberadaan pembangkit listrik tenaga fosil, salah satunya adalah PLTU. Bahkan pemerintah sedang menyiapkan skema pensiun dini bagi PLTU yang masih beroperasi.
Targetnya seluruh pembangkit listrik akan bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) mulai 2060, dan mulai 2030 tidak ada lagi pembangunan pembangkit listrik tenaga fosil.
(toy/eds)