Terkuak! Ini Alasan Harga Pertalite Seharusnya Rp 11.000, Bukan Rp 7.650

Terkuak! Ini Alasan Harga Pertalite Seharusnya Rp 11.000, Bukan Rp 7.650

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 03 Nov 2021 20:00 WIB
Petugas melakukan pengisian bahan bakar sebuah sepeda motor di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (15/9/2020). PT Pertamina (Persero) menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dari Rp.7.650 menjadi Rp6.450 per liter atau setara dengan harga premium, yang hanya berlaku di 38 SPBU di Kota Tangerang Selatan, promisi ini ini dilaksanakan dalam rangka program langit biru hingga enam bulan kedepan. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.
Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL
Jakarta -

Melesatnya harga minyak mentah berdampak pada biaya produksi BBM. Kondisi itu membuat sejumlah operator SPBU atau badan usaha hilir menaikkan harga BBM-nya.

PT Pertamina (Persero) juga terdampak kenaikan harga minyak mentah ini. Melesatnya harga minyak mentah membuat harga keekonomian bahan bakar yang dijual seperti Pertalite menembus Rp 11.000 per liter.

Namun, Pertamina menahan harga jual Pertalite. Pertalite masih dibanderol Rp 7.650. Artinya, ada selisih harga yang ditanggung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pjs Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, kenaikan harga minyak mentah berdampak pada biaya produksi yang lebih tinggi. Operator SPBU lain beberapa kali melakukan penyesuaian harga BBM. Sedangkan Pertamina, tidak.

"Namun sebagai BUMN, Pertamina memahami concern pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat di masa pandemi COVID-19. Sehingga di tengah tantangan tersebut, Pertamina belum melakukan penyesuaian harga keseluruhan produk BBM non subsidi," jelasnya kepada detikcom, Rabu (3/11/2021).

ADVERTISEMENT

Langkah Pertamina menahan harga BBM bukan tanpa risiko. Hal itu menekan kinerja keuangan hilir Pertamina. Pihaknya pun tengah melakukan pembahasan untuk mencari solusi dari masalah ini.

"Tentu hal ini menekan kinerja keuangan hilir Pertamina. Untuk itu, saat ini pemerintah dan Pertamina sedang melakukan pembahasan untuk mencari solusi terbaik," terangnya.

"Paralel kami tetap komitmen untuk menyediakan dan mendistribusikan BBM kepada masyarakat di seluruh wilayah Indonesia dan terus mengedukasi masyarakat untuk menggunakan BBM lebih berkualitas melalui Program Langit Biru," ungkapnya.

Beberapa BBM Pertamina memang saat ini dijual lebih rendah dari harga keekonomian. Hal itu sebagaimana diungkap Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih.

Dia mengatakan, harga Pertalite sebenarnya atau harga keekonomiannya telah mencapai Rp 11.000 per liter. Namun, Pertamina tetap menjual dengan harga Rp 7.650 per liter.

"Pertalite ini kan sebenarnya jenis bahan bakar umum secara normal harga Pertalte ini sudah berada di atas Rp 11.000 harga keekonomian. Kemudian Pertamina masih tetap harus menjual di harga Rp 7.650" katanya dalam konferensi pers, Senin (25/10).

Sementara, Premium sendiri harga keekonomiannya sudah mencapai Rp 9.000 per liter. Tapi, Premium masih dijual di harga Rp 6.450 per liter.

(acd/zlf)

Hide Ads