Setelah menjalani karantina selama 3 hari dan mendapatkan hasil Test PCR negatif, saya berkesempatan mengunjungi Platform Offshore Pertamina OSES (Offshore Southeast Sumatera) yang berlokasi di Pulau Pabelokan Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.
Tidak banyak yang tahu, ternyata Jakarta yang berbatasan dengan Southeast Sumatera atau Sumatera Tenggara Provinsi Lampung, memiliki sumber minyak dan gas yang pernah menjadi primadona di tahun 1970an.
Pagi itu, pelabuhan Kalijapat yang masuk wilayah Ancol Pademangan, Jakarta Utara sudah dipenuhi pekerja hulumigas yang akan melakukan pertukaran pekerja atau crews change untuk bekerja selama 21 hari di anjungan minyak tengah laut (Offshore) milik KKKS (kontraktor Kontrak Kerjasama) Pertamina Hulu Energi) PHE OSES.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah melakukan pengecekan ulang, yang terdiri atas suhu tubuh, barang-barang yang dibawa dan mengisi manifest kapal, sayapun menaiki kapal boat ukuran sedang untuk menuju ke Pulau Pabelokan, salah satu tempat di mana proses produksi minyak dan gas bumi Indonesia dihasilkan.
Perjalan ke Pulau Pabelokan, ditempuh dengan waktu empat jam perjalanan laut. Tampak beberapa pekerja terlihat bercanda dan bersenda gurau karena waktu perjalanan cukup jauh. Saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabadikan pulau-pulau yang kami lalui dan aktivitas pekerja di dalam kapal bernama Pan Marine 6 tersebut.
Tiba di Pulau Pabelokan, saya pun mendapatkan induction dan berkesempatan untuk melihat dari dekat pulau yang memiliki luas sekitar 27 hektar ini. Disini, terdapat shorebase fasilitas produksi minyak dan gas bumi, pembangkit listrik, water treatment, ecology park yang ditumbuhi ratusan pohon kelapa, GT dermaga, tempat menginap, sarana prasarana olahraga, dan jogging.
"Fasilitas di Pulau Pabelokan ini telah berdiri sejak lama dan sangat membantu pekerja memecah kejenuhan saat 21 hari bekerja di pulau ini, setelah itu baru dilakukan Crew Change," Ungkap Erry, salah satu pekerja Pertamina OSES.
![]() |
Selain itu, di Pulau ini kita masih melihat karang dan biota laut yang masih sangat alami, hasil survey biota laut yang dilakukan kementerian lingkungan hidup melalui diving under water menunjukan biota laut di sini masih sangat asli dengan warna-warni ikan yang bisa dilihat langsung,- dengan mata telanjang. Indah sekali..!
Namun untuk diving, berenang atau memancing, tidak diperkenankan berdasarkan aturan perusahaan PHE OSES dan SKK Migas.
Karena keasrian dan penghijauannya pulau ini juga dihuni beberapa jenis fauna yang hidup, di antaranya biawak, elang bondol, gagak, kepodang dan burung raja udang dan burung gagak.
Lanjut ke halaman berikutnya