Ahok Endus 'Keganjilan' Rencana IBC Beli Perusahaan Mobil Listrik Jerman

Ahok Endus 'Keganjilan' Rencana IBC Beli Perusahaan Mobil Listrik Jerman

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 26 Nov 2021 05:51 WIB
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meluncurkan buku Panggil Saya BTP di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2020).
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali menarik perhatian publik. Dirinya menyoroti rencana Indonesia Battery Corporation (IBC) yang akan membeli perusahaan mobil listrik Jerman.

IBC merupakan perusahaan yang dibentuk oleh sejumlah BUMN. Pertamina merupakan salah satu pemegang sahamnya.

Ahok mengatakan, dewan komisaris Pertamina telah menerima paparan mengenai rencana pembelian tersebut. Dari paparan tersebut dijelaskan, tujuan pembelian perusahaan Jerman ini untuk masuk pasar AS dan China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok pun memberi peringatan. Ia mempertanyakan dasar dari pembelian perusahaan tersebut.

"Saya denger ini PT IBC ini mau beli pabrik mobil Jerman ini. Itu PPI pernah paparan kepada kami dekom, kami bilang narasinya apa mesti beli mobil listrik Jerman. 'Supaya kita bisa masuk pasar Amerika, masuk pasar China'. Itu yang saya bilang hati-hati, Anda tidak boleh pengin boleh sesuatu, anda mengarang atau memberikan future valuasinya ke depan, dasarnya apa, valuasi future, ini barang baru," paparnya seperti dikutip YouTube Panggil Saya BTP, Kamis (25/11/2021),

ADVERTISEMENT

Apalagi, kata Ahok, Indonesia punya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang mengembangkan mobil listrik. Jika itu kurang, bisa bekerja sama dengan perusahaan lain.

"Lu udah tahu kok pakai perasaan kamu deh, anda mau bikin mobil listrik, udah punya aki kita, lebih baik ngembangin anak-anak ITS. Kalau anda masih kurang ngerti kenapa nggak ngajak Wuling atau yang perusahaan China gue mau bikinin mobil pakai merek gue, boleh nggak? Boleh to. Masih inget nggak Hyundai jadi Bimantara, KIA jadi Timor. It's OK kenapa nggak lakuin seperti itu supaya anda bisa berkembang," terangnya.

Ahok mengaku tak punya pengetahuan yang banyak. Namun, jika ada keterangan yang tidak beres, ia dengan cepat bisa menangkap hal tersebut.

"Makanya saya bilang, saya bukannya punya pengetahuan yang banyak. Tapi ketika anda bicara depan saya, saya kejar ngomong-ngomong anda mulai ngaco, saya sudah bisa dengan cepat nangkap anda mens rea-nya nggak beres," ujarnya.

Ahok menambahkan, pasar AS sendiri sudah ada Tesla yang punya posisi yang kuat. Begitu juga di China.

"Bos di Amerika ada Tesla bos, di China aduh, Wuling cuma Rp 50 juta mobil listrik," tambah Ahok.

Simak juga video 'Dilema Mobil Listrik: Ramah Lingkungan, Tapi Jutaan Pekerjaan Hilang':

[Gambas:Video 20detik]



Berlanjut ke halaman berikutnya.

Tanda Tanya Ahok

Rencana pembelian perusahaan mobil listrik itu menimbulkan berbagai pertanyaan bagi Ahok. Salah satu pertanyaan adalah kenapa tidak mengajak Wuling atau Hyundai yang memiliki pabrik di dalam negeri.

"Kalau bagi saya, anda kalau beli mobil di luar negeri, mobil listrik, saya tanya, kenapa nggak ajak Wuling kerja sama yang ada di Karawang, ajak Hyundai kerja sama," katanya.

Menurutnya, jika produksi dalam negeri bisa memakai besi pelat dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Dia mengatakan, Krakatau Steel bisa memproduksi besi pelat dengan kualitas baik.

Ahok juga bilang, Indonesia punya pasar yang besar sebagai modal untuk melakukan kerja sama. "Kita bisa ngomong yuk kerja sama kan, kita punya pasar 270 juta, anda nggak ngiler sama pasar saya," ujar Ahok.

Jika itu tak cukup, kerja sama juga bisa dijalin untuk produksi baterai. Namun, syaratnya ialah turut mengembangkan SDM dalam negeri.

"Saya punya baterai, 'Oh saya rugi, baterai paling untung'. OK lu boleh punya saham di sini deh, kita strategic partner di baterai deh, tapi anda harus bantu kami supaya bisa produksi, bantu anak-anak ITS jadi pinter. Mobilnya jadi mulus, desain lebih bagus," katanya.


Hide Ads