Indonesia menargetkan dapat mewujudkan nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060 mendatang atau lebih cepat. Peta jalan pun sudah dibuat terhitung sejak 2021 hingga 2060.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan pemerintah telah menyusun peta jalan itu dengan beberapa strategi. Dengan implementasi ini diharapkan dapat menekan emisi sektor energi menjadi hanya sekitar 400 juta ton CO2-e pada 2060.
"Jika kita tidak melakukan apapun atau business as usual maka emisi sektor energi diperkirakan mencapai 2.000 juta ton," kata Ego dalam Pertamina Energy Webinar 2021, Selasa (7/12/2021).
Dalam peta jalan transisi energi menuju karbon netral yang akan dilakukan adalah memensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara secara bertahap, pemanfaatan kompor listrik, penghentian impor LPG, serta peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
"Pemanfaatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, serta pengembangan interkoneksi jaringan listrik pintar (smart grid) dan smart meter," tambahnya.
Upaya mitigasi memensiunkan PLTU dilakukan dengan strategi percepatan pengembangan EBT dan transisi energi antara lain melalui percepatan pembangunan pembangkit EBT yang berfokus pada PLTS dan angin yang berpotensi besar dan waktu konstruksi lebih cepat.
Rincian peta jalan Indonesia menuju netral karbon, terhitung sejak 2021-2060, ada di halaman berikutnya.
Simak Video "Ambisi Gojek Hadirkan 5000 Motor Listrik di Tahun 2030"
(aid/ang)