Menkeu: Pertamina Punya Tanggung Jawab Besar Jadi Pilar Zero Emissions

Menkeu: Pertamina Punya Tanggung Jawab Besar Jadi Pilar Zero Emissions

Yudistira Imandiar - detikFinance
Selasa, 07 Des 2021 23:50 WIB
Sri Mulyani: Pertamina Punya Tanggung Jawab Besar Jadi Pilar Zero Emissions
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai PT Pertamina (Persero) menjadi pilar pencapaian nol emisi karbon atau Net Zero Emissions yang ditargetkan Pemerintah Indonesia pada 2060 atau lebih cepat. Inovasi Pertamina dibutuhkan untuk mencapai target tersebut.

Menurutnya, target net zero emissions memakai prinsip keterjangkauan dan adil. Artinya, penghasil emisi karbon mempunyai tanggung jawab lebih besar dibandingkan lainnya. Sektor energi mempunyai kontribusi sebagai penurun emisi karbon, dan nomor dua setelah sektor forestry and other land use (FoLU).

"Sebagai perusahaan energi, Pertamina mempunyai tanggung jawab besar untuk menjadi pilar mencapai net zero emissions," ungkap Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Selasa (7/12/2021). Hal itu disampaikannya dalam Pertamina Energy Webinar (PEW) 2021 di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjabarkan untuk memenuhi target penurunan emisi sebesar 41% pada 2060, sektor FoLU ditargetkan menurunkan emisi sebesar 700 juta ton CO2e dengan biaya Rp 90 triliun. Sementara itu, sektor energi dengan kontribusi menurunkan 450 juta ton CO2e membutuhkan dana hingga Rp 3.500 triliun.

"Sangat jauh berbeda. Energi adalah sektor yang very expensive and costly, tapi penting buat rakyat dan penting untuk menurunkan C02 dengan peran nomor dua setelah FoLU," papar Sri Mulyani.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan Indonesia telah menetapkan penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor energi sebesar 314 juta CO2e dengan upaya sendiri dan 466 juta ton CO2e dengan bantuan internasional. Pada 2020, total emisi energi Indonesia mencapai 586,8 juta ton CO2e.

"Kami berharap dengan implementasi dan strategi menuju net zero emissions dapat menekan emisi sektor energi menjadi hanya 401 juta ton CO2e pada 2060. Sedangkan, apabila kita tidak melakukan apapun atau business as usual, maka emisi sektor energi diperkirakan mencapai 2.039 juta ton CO2e," rinci Ego.

Ia menyampaikan Indonesia telah berkomitmen menurunkan emisi untuk mencapai target net zero emissions. Ego menambahkan salah satu upaya yang dilakukan yakni pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), baik dalam bentuk PLTS Skala Kecil, PLTS Terapung dan PLTS Skala Besar.

"Atas nama Kementerian ESDM kami mengapresiasi Pertamina yang sudah memulai pemanfaatan PLTS baik melalui program Green Energy Station di SPBU, pemasangan di gedung kantor maupun fasilitas lainnya. Untuk itu, kami berharap Pertamina dapat terus meningkatkan kinerja, berinovasi serta senantiasa beradaptasi terhadap perkembangan zaman untuk bisa terus berperan aktif dalam mewujudkan agenda besar menuju Indonesia maju yang menerapkan green economy, green technology, dan green product," papar Ego.

Sementara itu, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina (Persero) Iman Rachman, mengatakan sebagai perusahaan energi nasional dan badan usaha milik negara terbesar, Pertamina siap untuk terus memainkan peran penting dalam memimpin transisi energi dan pengurangan emisi sektor energi di Indonesia.

"Untuk mendukung Indonesia mewujudkan net zero emissions tersebut, Pertamina telah menargetkan untuk menurunkan emisi karbon hingga 81,4 juta ton CO2e pada 2060," sebut Iman.

Ia mengatakan Pertamina telah mempersiapkan transisi energi melalui Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2020-2024 dengan target menurunkan emisi CO2 sebesar 29% pada 2030. Hingga 2020, Pertamina telah memberikan kontribusi penurunan emisi sebesar 27,08% dari baseline pada 2010 atau melebihi target nasional sebesar 26%.

"Beberapa upaya Pertamina dalam menurunkan emisi antara lain dengan memanfaatkan flare gas, implementasi energy efficiency, fuel gasification, dan juga aktivitas lainnya seperti komersialisasi venting CO2 di subholding dan anak perusahaan Pertamina," jelas Iman.

Iman menambahkan aspirasi Pertamina dalam penerapan energi hijau dan berkelanjutan diterjemahkan ke dalam delapan pilar transisi energi, antara lain meningkatkan spesifikasi kilang Pertamina untuk menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan, pengembangan lebih lanjut bioenergi dalam bentuk biomassa dan bioetanol, mengoptimalkan potensi dan meningkatkan kapasitas panas bumi terpasang, dan pengembangan green hydrogen.

Pertamina juga mengambil peran strategis dalam produksi dan pengembangan ekosistem baterai di Indonesia.

"Kami juga berkomitmen untuk memperkuat gasifikasi terintegrasi, membantu pelanggan kami di sektor transportasi, rumah tangga, dan industri untuk mengurangi emisi. Di bidang pembangkit listrik, kami terus meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan serta rendah karbon yang memungkinkan kami mengurangi jejak karbon," lanjut Iman.

Pemanfaatan carbon capture, utilization, and storage (CCUS) untuk memanfaatkan karbon untuk peningkatan produksi beberapa ladang minyak dan gas, kata Iman, juga menjadi fokus dalam penerapan energi hijau di perusahaan.


Hide Ads