Dampak Premium-Pertalite Dihapus
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, penghapusan Premium tidak akan berdampak pada masyarakat. Sebab, saat ini konsumsinya relatif kecil.
"Penghapusan Premium tidak akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Alasannya, konsumen Premium sudah semakin kecil," katanya.
Lain halnya jika Pertalite dihapus. Penghapusan BBM ini akan berdampak pada inflasi dan menggerus daya beli masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau Pertalite juga dihapuskan akan mempunyai dampak terhadap inflasi, yang akan menggerus daya beli masyarakat. Pasalnya, sebagian besar konsumen sudah migrasi dari Premium ke Pertalite, sehingga konsumen Pertalite saat yang terbesar," katanya.
Maka itu, itu berharap tahun depan pemerintah menghapus Premium tapi tidak menghapus Pertalite
Senada, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan memperkirakan, Premium akan dihapus tahun depan. Dia menjelaskan, konsumsi Premium relatif kecil jika dibanding dengan konsumsi produk BBM yang lain.
"Saya kira yang pertama kali dihapuskan tahun depan itu lebih ke Premiumnya ya. Karena memang kalau saat ini konsumsi Premium saya lihat sudah menurun bahkan berdasarkan data saat ini konsumsi premium 7,8% jika dibandingkan dengan konsumsi total BBM termasuk solar. Tapi kalau untuk dengan gasoline itu hanya 11,7%," terangnya.
Dia berpandangan, jika Premium yang saat ini penugasan dihapus, maka harus ada perubahan regulasi. Kemudian, memasukkan Pertalite sebagai pengganti Premium. Dengan menjadi BBM penugasan, Pertalite akan mendapat dana kompensasi dari pemerintah.
"Karena kalau kita tahu saat ini harga Pertalite jauh sekali di bawah harga keekonomian, bahkan selisihnya hampir Rp 4.000 kalau nggak salah. Kalau saya hitung angkanya Rp 3.000 sampai Rp 4.000," terangnya.
(acd/ara)