Pemerintah berencana menghapus BBM dengan mutu rendah. Pertalite dan Premium bakal jadi korbannya. Per tahun depan rencananya Premium yang bakal dihapus duluan.
Para driver ojek online mengaku tak masalah bila BBM jenis Premium mau dihapus duluan. Namun, mereka menolak bila Pertalite juga ikutan dihapus dan dipaksa pakai Pertamax. Pertalite dinilai menjadi bensin paling pas di kantong para driver ojek online.
Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono memaparkan selama ini rata-rata ojek online per harinya bisa menghabiskan sekitar 5 liter bensin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehari itu mungkin teman-teman bisa habiskan 4-5 liter per hari," ungkap Igun kepada detikcom, Kamis (30/12/2021).
Nah bila dihitung dengan harga Pertalite sekarang sebesar Rp 7.650 per liter maka kira-kira sehari ojek online butuh Rp 30-38 ribuan untuk uang bensin. Sementara dengan Pertamax yang harganya mencapai Rp 9.000 liter per hari driver ojek online butuh uang bensin mencapai Rp 36-45 ribu sehari.
Kemudian Igun menjelaskan selama ini rata-rata penghasilan kotor driver ojek online per hari mencapai Rp 100-200 ribuan. Dengan tambahan biaya bensin jelas akan mengurangi penghasilan bersih yang dibawa pulang ke rumah.
Bila dihitung-hitung, maka penghasilan ojek online setidaknya mencapai Rp 62-162 ribu saat beroperasi dengan Pertalite. Sementara itu, dengan penggunaan Pertamax maka penghasilan akan berkurang menjadi Rp 55-155 ribu. Itu pun belum ditambah hitungan uang makan, uang rokok, dan biaya tak terduga.
"Akan ada efek domino bila Pertalite dinaikkan, implikasinya ke biaya transportasi yang tinggi. Ya jelas pendapatan kita bakal kurang," papar Igun.
"Kita mungkin akan menuntut biaya jasa dan tarif kita naik mengikuti biaya operasional kalau begini," tambahnya.
Lanjutkan membaca ke halaman berikutnya
Simak juga Video: PAN Minta Pertamina Pertimbangkan Lagi Rencana Hapus Pertalite