Pemerintah Indonesia melarang ekspor batu bara pada Januari 2021 karena memprioritaskan pasokan untuk kebutuhan dalam negeri demi menghindari pemadaman listrik. Hal itu berdampak terhadap China sebagai importir terbesar batu bara asal Indonesia.
Bahkan tercatat Negeri Tirai Bambu mengimpor 177 juta ton batu bara dari Indonesia dalam 11 bulan pertama tahun lalu, meningkat 54% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020. Demikian disadur detikcom dari South China Morning Post, Selasa (4/1/2022).
Pasokan energi jangka pendek China disebut berada di bawah ancaman dari keputusan Indonesia untuk melarang ekspor batu bara pada bulan pertama di 2022. Tetapi menurut analis dampak jangka panjang secara umum dapat dikelola karena liburan Tahun Baru Imlek yang akan datang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena sengketa perdagangan yang sedang berlangsung antara Beijing dengan Australia, China semakin bergantung pada batu bara Indonesia, dan dalam 11 bulan pertama tahun lalu mengimpor 177 juta ton.
"Kekurangan batu bara yang dihadapi negara pada Agustus tahun lalu tidak akan terjadi lagi," kata analis batu bara China, Du Rui.
Sementara itu impor batu bara dari Australia oleh China turun 89% dalam 11 bulan pertama tahun lalu karena larangan tidak resmi China yang telah berlaku sejak Oktober 2019.
Tetapi menurut Du Rui, dampak larangan tersebut terhadap China mungkin dapat dikelola secara umum, karena konsumsi listrik diperkirakan akan turun secara signifikan selama liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu, yang akan dimulai pada 31 Januari.
"Data historis menunjukkan bahwa konsumsi listrik domestik pada Februari adalah yang terendah dalam setahun, yang hampir setara dengan hanya setengah dari bulan puncaknya," kata Du dalam sebuah laporan.
Lanjut ke halaman berikutnya soal batu bara.