Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkap, investasi pada proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di Kabupaten Muara Enim sebesar Rp 33 triliun. Investasi tersebut berasal dari Amerika Serikat (AS).
Hal itu disampaikan Bahlil di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi DME, Senin (24/1/2022). Proyek ini sendiri melibatkan perusahaan asal AS Air Product, PT Bukit Asam Tbk dan PT Pertamina (Persero). Tambahnya, proyek ini akan dikerjakan dalam waktu 30 bulan.
"Kami menyampaikan bahwa realisasi investasi ini sebesar Rp 33 triliun. Waktunya seharusnya 36 bulan tapi kami rapat dengan Air Product 30 bulan dan investasi ini full dari Amerika," katanya.
Bahlil mengatakan, investasi ini membuktikan jika Indonesia tidak tergantung investasi pada satu negara tertentu. Dia juga mengatakan, investasi ini terbesar kedua setelah PT Freeport Indonesia (PTFI) pada tahun ini.
"Ini Amerika investasinya cukup gede pak. Ini investasi kedua nomor dua setelah Freeport yang terbesar untuk tahun ini pak," katanya.
Proyek ini akan menghasilkan lapangan pekerjaan sebanyak 12 ribu sampai 13 ribu dalam tahap konstruksi. Kemudian, sebanyak 11-12 ribu di hilir.
Begitu rampung, proyek ini menghasilkan 3.000 lapangan kerja secara langsung. "Tapi kalau yang tidak langsung kontraktornya, sub kontraktornya multiplier effect itu bisa 3 sampai 4 kali lipat dari yang ada," terangnya.
Simak Video 'Proyek Hilirisasi Batu Bara Ditargetkan Rampung dalam 30 Bulan':
(acd/eds)