Pertamina Geothermal Mau IPO, Intip Strateginya Olah 'Harta Karun' Energi

Pertamina Geothermal Mau IPO, Intip Strateginya Olah 'Harta Karun' Energi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 07 Feb 2022 19:15 WIB
Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong, Sulawesi Utara, merupakan wilayah WKP milik PGE  yang mengoperasikan pemanfaatan panas bumi pada Area Geothermal di daerah Lahendong-Tomohon. Setelah mengembangkan dan mengoperasikan PLTP Unit 1,2,3 dan 4 dengan kapasitas masing-masing unit sebesar 20 MW yang dilakukan bertahap sejak 2001 hingga 2011, mulai 2015 lalu PGE Area Lahendong memulai pengerjaan pembangunan PLTP Unit 5 & 6 dengan kapasitas 2 X 20 MW.
Pertamina Geothermal Energy/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

PT Pertamina Geothermal Energy berencana menawarkan saham perdana (initial public offering/IPO) pada semester I-2022. PGE fokus dalam pengembangan panas bumi di Indonesia.

PGE mengedepankan aspek keberlanjutan dengan memperkuat posisinya dalam penerapan prinsip atau kerangka kerja Environmental, Social, dan Governance (ESG) dalam seluruh kegiatan usahanya.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto menegaskan, PGE berkomitmen tinggi menjaga keberlanjutan lingkungan, berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian nasional dan daerah serta pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bisnis panas bumi merupakan bisnis yang memiliki orientasi jangka panjang dengan menghasilkan energi terbarukan yang ramah lingkungan," ujar Ahmad dalam keterangannya, Senin (7/2/2022).

Seiring dengan perubahan iklim global, pilihan untuk menggunakan energi bersih yang terbarukan menjadi suatu prioritas dan dalam menjaga keberlanjutannya sangat perlu untuk menerapkan prinsip atau kerangka kerja ESG.

ADVERTISEMENT

Di level pemerintahan, sebagai bagian dari masyarakat dunia, Indonesia saat ini juga tengah bekerja keras menurunkan emisi gas kaca (GRK).

Tahun lalu, pemerintah Indonesia merevisi target pengurangan emisi gas rumah kaca-dengan upaya sendiri-yang tercantum dalam Nationally Determined Contribution (NDC) dari 26% menjadi 29% pada 2030, salah satu tumpuannya adalah di sektor energi melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT) termasuk di dalamnya panas bumi.

Sebagai bagian dari skenario besar pemerintah, sekaligus untuk mewujudkan komitmennya, saat ini dalam wilayah kerja panas bumi PGE telah memiliki kapasitas terpasang panas bumi sebesar 1.877 MW, yang terdiri dari 672 MW yang dioperasikan sendiri oleh PGE dan 1.205 melalui Kontrak Operasi Bersama.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Kapasitas terpasang tersebut berpotensi menerangi sekitar 2,1 juta rumah. Konversi energi hijau tersebut memiliki potensi pengurangan emisi karbon sekitar 9,7 juta ton CO2e per tahun.

Pengembangan keanekaragaman hayati yang berkearifan lokal juga menjadi fokus PGE di setiap area operasinya, salah satu pengembangan biodiversity yang telah menjadi benchmark nasional adalah Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) di Area Kamojang, Garut, Jawa Barat. Selain itu PGE juga melakukan konservasi bunga krisan dan kera yaki di Area Lahendong, Sulawesi Utara, dan budidaya kambing saburai di Area Ulubelu, Lampung.

"Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, tumbuh bersama masyarakat dan lingkungan menjadi tema yang memperkuat komitmen perusahaan pada lingkungan dan masyarakat sekitar sekaligus sebagai bentuk dukungan dalam pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia" tambah Ahmad.

Hasil dari berbagai upaya itu juga telah mendapat pengakuan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dengan diraihnya berturut-turut 11 kali predikat GOLD PROPER untuk Area Kamojang PGE.


Hide Ads