Kompor Listrik Bisa Digenjot Buat Pangkas Impor LPG, tapi Harganya Jadi PR

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 15 Mar 2022 13:57 WIB
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/brizmaker
Jakarta -

Tingginya harga minyak dan gas dunia menjadi momen yang tepat untuk menggenjot penggunaan kompor induksi atau kompor listrik. Penggunaan kompor listrik bisa mengurangi impor Liquefied petroleum gas (LPG).

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Yudha menilai, kenaikan harga minyak dunia saat ini juga turut menaikkan acuan harga LPG, di mana Indonesia memakai acuan CP Aramco dalam hitungan harga impor LPG.

"Kondisi ini kemudian memaksa Pertamina menaikkan harga LPG non-subsidi. Namun, dari sisi beban APBN juga akan semakin meningkat karena kondisi pergerakan harga komoditas dunia membuat subsidi LPG 3 kg kian melonjak," ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa (15/3/2022).

Berdasarkan data Indonesia Energy Outlook 2019 dari Dewan Energi Nasional, pada tahun 2018, konsumsi LPG bersudsidi mencapai 7,5 juta ton. Peningkatan konsumsi LPG ini tidak diimbangi dengan penyediaan LPG dari kilang LPG dan kilang minyak di dalam negeri.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah hanya dapat mengandalkan produksi LPG dalam negeri sebesar dua juta ton (26%), sedangkan sisanya diimpor sebanyak 5,5 juta ton (74%).

Dari tahun ke tahun konsumsi LPG terus bertambah, sehingga subsidi LPG pun kian membengkak. Pada tahun 2018, pemerintah menetapkan subsidi untuk LPG 3 kg antara Rp. 6.000-10.000 per kg.

Berapa anggaran subsidi LPG? Cek halaman berikutnya.




(acd/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork