Harga Batu Bara di Indonesia
Diketahui, Kementerian ESDM telah menetapkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) pada Maret 2022 sebesar US$ 203,69 per ton. Jumlah ini naik US$ 15,31 per ton dari Februari lalu, yaitu US$ 188,38 per ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di 2021 lalu, pemerintah bahkan sempat menetapkan HBA tertinggi di November 2021 mencapai US$ 215,63 per metrik ton (MT), atau naik 33% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan kenaikan harga secara global dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan dari China, menyusul mulai memasuki musim dingin, gangguan pasokan dan harga gas alam yang lebih tinggi secara global, serta kondisi cuaca buruk yang menyebabkan terganggunya kegiatan produksi dan transportasi batu bara di sejumlah provinsi produsen batu bara.
Imbas pemulihan ekonomi dunia pascapandemi pun disebut sebagai faktor kenaikan harga batu bara di 2021. Sebab, permintaan batu bara jadi kembali meningkat. Padahal, tingkat produksi masih belum bisa mengimbangi tingginya permintaan.
Pada Senin (7/3) lalu, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan kenaikan harga ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, mulai dari pandemi COVID-19 hingga kondisi geopolitik Rusia-Ukraina.
"Konflik ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina menyebabkan ketidakpastian pada pasokan gas," kata Agung.
Ia menjelaskan Rusia merupakan salah satu produsen gas terbesar di dunia, sehingga adanya konflik tersebut menyebabkan terjadinya kendala pasokan gas di Eropa. Agung menambahkan, invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu mengerek harga batu bara global.
Di pasar ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak di bulan Maret 2022 sudah mencapai harga US$ 418,75/ MT. Bahkan jika melansir Barchart.com, harga kontrak untuk bulan April 2022 di ICE Newcastle telah mencapai angka US$ 478/MT.
"Akibatnya negara-negara Eropa mulai beralih kembali ke batu bara sebagai sumber energi," tuturnya.
Lebih lanjut, Agung menjelaskan Harga Batubara Acuan (HBA) merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya. Harga ini ditentukan dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6.322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.
Nantinya, lanjut Agung, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).
Sementara itu, jika mengacu pada Argus/Coalindo Indonesian Coal Index tanggal 25 Februari 2022, harga batu bara untuk kelompok Indonesia Coal Index (ICI) 3, indeks untuk batu bara dengan kandungan Gross Calorific Value (GAR) 5.000 kcal/kg berada di harga US$ 118/MT. Sedangkan harga batu bara untuk kelompok Indonesia Coal Index (ICI) 4, indeks untuk batu bara dengan kandungan Gross Calorific Value (GAR) 4.200 kcal/kg, berada di harga US$ 79,54/MT.
Adapun harga rata-rata pada bulan Februari 2022 untuk ICI 3 adalah US$1 15/MT, naik dari harga bulan Januari 2022 yang sebelumnya sebesar US$ 96,16/MT. Untuk harga rata-rata ICI 4 bulan Februari 2022, tercatat sebesar US$ 76,17/MT, naik dari bulan sebelumnya di harga US$6 1,80/MT.
Selain itu, pada harga kontrak April diketahui terjadi kenaikan yang cukup tinggi untuk ICE Newcastle, kontrak pada bulan April 2022 di ICI 4 juga tercatat naik menjadi US$ 134/MT. Sementara harga kontrak Mei Q2/2022 turun menjadi US$ 129/MT, dan Q3/2022 kembali turun menjadi US$ 114/MT. Adapun sebagian besar kualitas batu bara yang dihasilkan di Indonesia memiliki tingkat kalori antara 4.200 - 5.000 kcal/kg.
(fhs/hns)