Harga Bensin Mahal, Ini Tips Biar Dompet Nggak Jebol

Harga Bensin Mahal, Ini Tips Biar Dompet Nggak Jebol

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 23 Mar 2022 14:04 WIB
Pihak PT Pertamina (Persero) sedang mengkaji terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamax. Nantinya, harga BBM RON 92 itu bakal mengalami kenaikan.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Warga Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan harga bensin dan mungkin saja dialami seluruh warga bumi di penjuru dunia.

Maklum, harga BBM naik hingga menyentuh rekor tertinggi US$ 4,33 atau setara Rp 62.074 (kurs Rp 14.336) per galon (sekitar 3,7 liter) beberapa minggu lalu, sementara harga rata-rata nasional masih pada US$ 4,24 atau setara Rp 60.784 per galon.

Dilansir dari CNBC, Rabu (23/3/2022), di negara bagian seperti California bahkan harga rata-rata bensin hampir US$ 6 atau setara Rp 86.016 per galon. Ada dua penyebab lonjakan harga yakni perang Rusia-Ukraina dan penurunan produksi minyak selama pandemi COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden AS Joe Biden memberlakukan sanksi Rusia dengan menutup impor minyak, gas alam, dan batu bara dari negara itu. Meskipun minyak Rusia hanya mewakili 8% dari impor gas AS, keputusan itu menyebabkan lonjakan harga gas di pasar global.

Ketika pengetatan COVID-19 dilonggarkan, orang-orang mulai bepergian dan permintaan bensin melonjak. Hal itu membuat perusahaan minyak tidak dapat mengikuti peningkatan permintaan yang mendorong harga gas global naik.

ADVERTISEMENT

Lalu bagaimana menyiasati mahalnya harga BBM tersebut?

Ikut Program Membership SPBU

Perusahaan seperti BP, Shell, dan ExxonMobil menawarkan program loyalitas bahan bakar untuk masyarakat berburu bensin murah. Di Amerika Serikat sendiri, pengguna bisa mendapatkan diskon US$ 0,05 setiap galon bensin yang mereka beli dari SPBU BP dalam bulan pertama keanggotaan.

Setelah itu, jika pengguna menghabiskan minimal US$ 100 sebulan di BP, mereka akan terus menerima diskon US$ 0,05 per galon. Pengguna kemudian dapat menukarkan poin mereka dengan hal-hal seperti mendapat hadiah, hingga sebotol anggur.

Bagaimana dengan di Indonesia?

Di Indonesia, program serupa bisa didapat dengan cara memiliki kartu keanggotaan SPBU. Anggota bisa menukarkan poin dengan seliter BBM gratis atau semacamnya.

Tips lainnya ada di halaman sebelah ya.

Lihat juga Video: Krisis Ekonomi Sri Lanka, Pria Dibunuh saat Antre BBM-Militer Dikerahkan

[Gambas:Video 20detik]



Pilih Bahan Bakar Murah

Jika memilih bensin premium dibanding bensin biasa meskipun mobil secara teknis tidak membutuhkannya, kamu mungkin tidak perlu mengeluarkan uang ekstra. Bensin premium memiliki tingkat oktan yang lebih tinggi daripada bensin biasa.

Jika kamu menggunakan bensin dengan oktan rendah pada mobil yang membutuhkan bensin premium, mesin mobil akan berfungsi lebih buruk. Jika mobil kamu tidak membutuhkan bahan bakar premium, kemungkinan besar tidak akan mendapatkan manfaat tambahan apa pun.

"Perbedaan yang mencolok (antara premium dan bensin biasa) adalah harganya. Memilih bensin premium saat mobil tidak membutuhkannya, hanya akan membebani kamu dengan uang dan tidak meningkatkan penghematan bahan bakar," kata Manajer Hubungan Masyarakat di AAA, Andrew Gross.

Sesuaikan Cara Mengemudi

Jangan mengemudi terlalu cepat karena mengemudi di atas 50 mph dapat mengurangi efisiensi bahan bakar. Menurut studi pemerintah AS tahun 2013, kamu dapat mengasumsikan bahwa untuk setiap 5 mph yang dikendarai di atas 50 mph, kamu membayar tambahan US$ 0,30 per galon jika mengemudi dengan kecepatan 50 mph.

Tentu saja saat mengemudi pada kecepatan yang lebih lambat dapat menghemat uang. Ini dapat menambah lama perjalanan, jadi pertimbangkan berapa lama lagi kamu akan menghabiskan waktu mengemudi jika melaju dengan kecepatan 50 mph.

Selain itu, mengebut dengan cepat dan mengerem mendadak dapat mengurangi efisiensi bahan bakar. Menggunakan cruise control dapat membantu meningkatkan efisiensi bahan bakar.

"Semakin keras mesin Anda bekerja, semakin banyak gas yang dibutuhkan. Akselerasi cepat dan mengemudi dengan kecepatan tinggi membuat mesin kamu bekerja lebih keras dan karena itu menyedot lebih banyak bensin," kata Direktur Eksekutif Federasi Konsumen AS, Jack Gillis.


Hide Ads