Rusia Bakal Tetap Jadi 'Pentolan' OPEC Meski Dikecam Soal Invasi Ukraina

Rusia Bakal Tetap Jadi 'Pentolan' OPEC Meski Dikecam Soal Invasi Ukraina

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 29 Mar 2022 11:54 WIB
60 Tahun OPEC: Dulu Ditakuti Barat, Sekarang Hampir Sekarat
Foto: DW (News)
Jakarta -

Rusia bakal tetap menjadi anggota dari Organisasi Negara Penghasil Minyak Dunia (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC). Keanggotaan Rusia bakal tetap diberikan meskipun banyak negara menghindari minyak dari Rusia imbas langkah invasi ke Ukraina.

Hal ini ditegaskan oleh Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Arab Emirat (UAE) Suhail Al Mazrouei. Dia mengatakan tidak ada negara lain yang dapat menandingi produksi energi Rusia. Suhail berpendapat politik tidak boleh mengalihkan perhatian dari upaya OPEC untuk mengelola pasar energi dunia.

"Selalu, Rusia akan menjadi bagian dari kelompok itu dan kita perlu menghormati mereka. Bila mau bicara soal OPEC+, ketika mereka ingin berbicara kepada kami, maka harus juga berbicara kepada Rusia," kata Suhail dalam Forum Energi Global tahunan keenam Dewan Atlantik di Dubai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS, Eropa, dan Jepang telah meminta negara-negara penghasil minyak untuk berbuat lebih banyak untuk mengatasi rekor harga tertinggi di tengah perang di Ukraina dan kekurangan pasokan yang sedang berlangsung. Suhail mengatakan hanya minyak Rusia yang mampu berbuat banyak untuk mengatasi rekor harga tertinggi.

Komentar Suhail muncul ketika negara-negara Barat mengungkapkan keprihatinannya soal impor energi Rusia secara tidak langsung menambah pendapatan minyak dan gas pada anggaran perang Presiden Vladimir Putin.

ADVERTISEMENT

"Siapa yang bisa menggantikan Rusia hari ini? Saya tidak bisa memikirkan negara yang dalam satu tahun, dua, tiga, empat atau bahkan 10 tahun dapat menggantikan 10 juta barel. Itu tidak realistis," kata Suhail.

Lihat juga video 'Delegasi Rusia-Ukraina Bertemu di Turki, Ini Harapan Erdogan':

[Gambas:Video 20detik]



Bersambung ke halaman selanjutnya.

OPEC+, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, memiliki kapasitas untuk meningkatkan produksi minyak untuk menurunkan harga minyak mentah. OPEC sendiri menyumbang sekitar 40% dari pasokan minyak dunia.

Para pemangku kebijakan OPEC dijadwalkan bertemu pada hari Kamis melalui konferensi video untuk menentukan fase selanjutnya dari kebijakan produksi. Itu terjadi di tengah tekanan baru bagi aliansi minyak itu untuk meningkatkan pasokannya.

Tekanan terbaru muncul dari negara-negara G7. Mereka meminta OPEC memainkan peran kunci dalam rangka meredam harga minyak global. Kelompok ekonomi utama G-7 terdiri dari Inggris, AS, Kanada, Jepang, Jerman, Prancis, dan Italia.

"Kami menyerukan negara-negara penghasil minyak dan gas untuk bertindak secara bertanggung jawab dan untuk memeriksa kemampuan mereka untuk meningkatkan pengiriman ke pasar internasional terutama di mana produksi tidak memenuhi kapasitas penuh. Catatan kami, OPEC memiliki peran kunci untuk dimainkan," bunyi pernyataan bersama G7 pada 10 Maret.

OPEC+ sedang dalam proses melepas rekor pemotongan pasokan sekitar 10 juta barel per hari. Pengurangan produksi bersejarah diberlakukan pada April 2020 untuk membantu pasar energi pulih setelah pandemi virus corona melemahkan permintaan minyak mentah.

Baru-baru ini, grup tersebut telah meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari setiap bulannya. Aliansi minyak itu tetap bertahan meskipun ada tekanan berkelanjutan dari konsumen papan atas untuk memompa lebih banyak guna mendinginkan harga dan membantu pemulihan ekonomi.


Hide Ads