Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan LPG 3 kg akan naik mengingat tekanan dunia yang terjadi saat ini.
Harga acuan LPG yaitu CP Aramco naik hingga US$ 775 per metrik ton (MT) pada Februari 2022 dibandingkan dengan harga rata-rata sepanjang 2021 yaitu US$ 637 per MT.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan memang ada tekanan di dunia. Harga acuan LPG yaitu CP Aramco naik melebihi asumsi APBN 2022 yang sebesar US$ 525 per metrik ton (MT).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang hampir US$ 1.000 per MT. Mungkin naik 80-90%. Saya kira itu jadi faktor pendorong (naik LPG 3kg)," jelasnya, kepada detikcom, Selasa (12/4/2022).
Itu akan mempengaruhi kenaikan subsidi LPG 3 kg yang saat ini sudah mencapai 7-8 juta MT per tahun, di mana per kg-nya dianggarkan Rp 4.250.
Di sisi lain, Indonesia sebenarnya punya rencana menggenjot pemanfaatan kompor listrik. Hal itu terungkap dari pernyataan PLN yang merekomendasikan penggunaan kompor listrik untuk rumah tangga.
Lantas, apakah momentum rencana kenaikan harga LPG 3 Kg ini bisa jadi pemicu peralihan kompor gas ke kompor listrik di masyarakat?
Komaidi menjelaskan peralihan kompor gas ke kompor listrik itu sulit. Hal itu tidak bisa serta merta dilakukan karena memiliki masalah di daya yang listrik besar. Masyarakat kelas kecil yang dayanya kurang dari 900 watt tidak akan bisa menggunakannya.
Ia menambahkan, kompor listrik itu sebagai diversifikasi untuk masyarakat agar tidak bergantung dengan LPG, khususnya LPG 3 kg.
"Sifatnya komplementer bukan substitusi. Jadi LPG 3 kg tetap ada. Kemudian yang kompor listrik juga disediakan, tapi untuk segmen kelas-kelas perkotaan atau apartemen," katanya.
Setiap rumah, opsi lain dari Komaidi, juga bisa mempunyai dua kompor, yakni kompor gas dan kompor listrik. Hal itu turut mengurangi penggunaan gas LPG 3 kg. Masyarakat bisa menggunakan masing-masing kompor sesuai kebutuhan.
(dna/dna)