Harga minyak dan gas dunia sedang mengalami kenaikan. Pemerintah juga telah memberi sinyal gas LPG 3 kg akan mengalami kenaikan.
Di sisi lain, ada wacana untuk mendorong peralihan kompor gas ke kompor induksi atau kompor listrik sebagai solusi mengurangi ketergantungan gas.
Tapi perlu dihitung dulu, bagaimana perbandingan biaya bulanan untuk menggunakan kompor listrik dan kompor gas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi, penggunaan kompor listrik lebih murah dibandingkan dengan kompor LPG.
Ia menjelaskan dari hasil uji coba yang dilakukan menunjukkan rumah tangga kecil rata-rata mengkonsumsi 11,4 kg LPG subsidi dengan biaya Rp 79.400 per bulan setelah disubsidi pemerintah sebesar Rp 125.400, sehingga total biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan LPG mencapai Rp 204.800 per bulan.
Sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan kompor induksi sebagai berikut, harga listrik tanpa subsidi 1 kWh Rp 1.444,7 sedangkan kebutuhan listrik per bulan sebesar 82 kWh, dengan begitu biaya yang dibutuhkan untuk masak per bulan menggunakan kompor induksi tanpa subsidi sebesar Rp 118.465 sehingga terdapat penghematan sekitar Rp 86.335 setiap bulan.
"Waktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi daripada gas," ujar Agung, kepada detikcom, Selasa (12/4/2022).
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Ia mengingatkan penggunaan kompor listrik harus di rumah yang dayanya minimal 1300 watt. "Listirknya tidak bisa yang 900 watt, jadi harus naik. Sementara untuk masyarakat Indonesia pengguna LPG 3 kg kan yang biasa menerima subsidi listrik, biasanya memakai daya 900 watt ke bawah," katanya.
Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah kompor listrik memerlukan alat masak khusus. Panci yang biasa digunakan untuk kompor gas, tidak bisa digunakan di kompor listrik. Maka dari itu, pengguna kompor listrik juga harus mengeluarkan modal untuk membeli alat masak tersendiri.
Kemudian, hal yang perlu menjadi catatan juga, Komaidi mengungkapkan, alat-alat masak kompor listrik kurang kompatibel dengan masakan Indonesia.
"Misalnya mau bikin lodeh atau rawon, itu kalau pakai kompor listrik kurang cocok. Dia setting-nya untuk barbeque, makanan ala Barat, mungkin karena asalnya dari luar jadi begitu," ujarnya.
Jika mau memasak mi instan pun, tambah Komaidi, itu lebih lama beberapa menit menggunakan kompor listrik dibandingkan kompor gas.
Total dari kompor dan dan alat-alat masak kompor gas itu, menurutnya, bisa membutuhkan dana sebesar Rp 10 juta.
"Tidak hanya kompornya, kan ada pancinya. Itu harus satu paket. Bisa-bisa sampai Rp 10 juta," ujar dia.
Dia mengingatkan untuk memperhatikan biaya listrik yang ditanggung jika menggunakan kompor listrik, karena itu sudah pasti naik.