Dikatakan Nicke saat ini Indonesia memegang Kepresidenan G20 dengan memprioritaskan transisi ke energi berkelanjutan sebagai salah satu isu utama. Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo pada KTT G20 di Italia akhir tahun lalu, negara-negara anggota G20 dan para pelaku usaha harus menjadi katalisator pemulihan hijau dan bahu-membahu dengan prinsip ketahanan energi, aksesibilitas, dan keterjangkauan.
Sementara itu, President of ExxonMobil Low Carbon Solutions Joe Blommaert mendukung penuh kerja sama pihaknya dengan Pertamina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah langkah maju lainnya bagi kedua perusahaan dan menempatkan Indonesia menjadi CCS Hub potensial untuk Asia Tenggara dan memainkan peran utama dalam mendukung pengurangan emisi dari sektor yang sulit untuk menghilangkan karbon," tuturnya.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengapresiasi kerja sama antara Pertamina dan ExxonMobil dalam upaya pengkajian penerapan teknologi CCUS di 3 wilayah. Menurutnya upaya ini merupakan jawaban sederhana bagi beberapa negara maju yang ragu melihat negara berkembang seperti Indonesia, dalam membuat kebijakan terkait dengan masalah tentang perubahan iklim.
"Kami sangat hati-hati memperhatikan kebijakan yang satu ini. seperti masalah reservoir yang menipis merupakan masalah yang sangat penting sebagai salah satu target kami karena industri terintegrasi di Kalimantan yang menggunakan reservoir yang habis di suatu tempat di Kalimantan timur sehingga kami dapat menyuntikkannya ke reservoir yang menipis," pungkasnya.
Luhut mengatakan pemerintah akan mendukung Pertamina dan ExxonMobil melakukan investasi dengan menyiapkan segala hal yang dibutuhkan. Apalagi mengingat ExxonMobil telah membuktikan dirinya dengan investasi di Indonesia selama beberapa dekade dan pemerintah Indonesia menyambut baik untuk penambahan investasi ini.
(akd/hns)