Pemerintah berencana untuk membatasi pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi dengan mewajibkan para pembelinya terdaftar di aplikasi MyPertamina. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar penyaluran BBM subsidi lebih tepat sasaran.
detikcom pada Selasa (14/06/2022), mencoba menelusuri beberapa SPBU di kawasan Ibu Kota untuk melihat bagaimana penggunaan aplikasi MyPertamina dalam pembelian BBM sehari-hari.
Sebelum membeli BBM, masyarakat harus men-download aplikasi MyPertamina melalui smartphone. Kemudian jangan lupa untuk melakukan registrasi dengan mengisi data diri dan data kendaraan seperti jenis, merek, nomor polisi dan tipe konsumen seperti pribadi, driver online, bisnis, transportasi umum dan lainnya.
Setelah itu, Anda harus menghubungkan akun LinkAja dengan aplikasi MyPertamina. Ini bertujuan untuk memudahkan pembayaran. Aplikasi tersebut memberikan beberapa pilihan antara lain menggunakan debit tertentu seperti BRI, Mandiri dan BNI (yang harus didaftarkan terlebih dahulu ke aplikasi).
Setelah detikcom sampai di SPBU yang berada di kawasan Gereja Theresia, Gondangdia, terpantau antrean panjang mengular dari para pengguna kendaraan bermotor. Terlihat bahwa pada antrean tersebut hampir tidak ada yang menggunakan aplikasi MyPertamnia. Meski demikian, SPBU tersebut melayani transaksi dengan menggunakan MyPertamina.
Menurut pengalaman yang dirasakan detikcom, aplikasi ini berjalan lancar. Hanya saja bila dilihat dari segi kepraktisan, metode pembayaran lain terbilang jauh lebih cepat dan praktis.
Konsumen bisa menghabiskan waktu 30-40 detik untuk mengisi BBM dengan metode pembayaran cash (di luar durasi mengantri). Dalam penggunaan pengalaman menggunakan pertama kali, detikcom membutuhkan waktu sekitar 1,5 menit. Hal ini terjadi karena butuh waktu beberapa lama untuk sinkronisasi antara aplikasi dan alat MyPertamina di SPBU.
Hal ini pun dikonfirmasi oleh salah seorang penjaga di SPBU tersebut yang mengatakan kalau koneksi internet sangat mempengaruhi kinerja alat tersebut.
"Sabar ya neng, itu mah istilahnya tergantung musim. Memang suka agak lama," ujar dia.
Bahkan dia menambahkan kalau metode pembayaran menggunakan kartu debit jauh lebih cepat, meski memang yang tercepat adalah dengan cara cash.
Setelah selesai mengisi BBM, tampilan aplikasi pun berubah. Di situ terekam kapan kendaraan kita mengisi BBM, kapan, di mana dan berapa liter jumlahnya. Semua terekam dengan lengkap.
Meski demikian, pembelian BBM dengan menggunakan aplikasi MyPertamina masih ada beberapa kendala. Di antaranya adalah kendala sinyal atau koneksi.
Selain itu juga kendala mesin receiver di SPBU yang rusak juga menjadi kendala. Seperti yang ditemukan di salah satu SPBU di kawasan Jakarta Pusat.
"Suka gangguan ini mesinnya. Kadang di sininya (nozzle) sudah keluar, tapi di aplikasinya belum jalan. Jadi suka lama transaksinya dan ribet," ujar Sutaji, petugas yang melayani detikcom saat itu.
Sutaji juga mengatakan bahwa memang aplikasi ini sangat bergantung dengan sinyal dan koneksi internet sehingga hal ini pun juga menjadi salah satu yang menghambat kepraktisan transaksi.
Meski begitu, lewat aplikasi ini kita juga bisa mengetahui cara mudah untuk menemukan SPBU Pertamina terdekat, bayar bensin di SPBU Pertamina dengan pembayaran digital (Linkaja) sekaligus mendapatkan loyalty point, serta tracking system belanja bensin bulanan.
Penjelasan Pertamina ada di halaman berikutnya
Simak Video "Video: Pertamina Pastikan Stok BBM Aman Selama Masa Lebaran 2025"
(zlf/zlf)