Dalam beberapa pekan terakhir, Australia telah merasakan dampak gangguan pasokan batu bara. Pemadaman telah terjadi di beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara.
Gangguan pasokan batu bara terjadi karena adanya banjir awal tahun yang melanda beberapa tambang batu bara di New South Wales dan Queensland. Sementara masalah teknis telah memangkas produksi di dua tambang yang memasok pasar stasiun berbahan bakar batu bara terbesar di New South Wales.
Sekitar seperempat kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara Australia saat ini tidak dapat digunakan karena pemadaman tak terduga dan pemeliharaan terjadwal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa produsen listrik telah melihat biaya mereka melonjak karena harga batu bara dan gas global melonjak karena sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Sementara itu, permintaan energi melonjak di tengah cuaca dingin dan karena ekonomi Australia mulai terbuka setelah pembatasan COVID-19 dilonggarkan.
Harga listrik di pasar grosir telah meningkat di atas batas harga 300 dolar Australia atau sekitar Rp 3,12 juta per megawatt/jam yang ditetapkan oleh regulator pasar, Operator Pasar Energi Australia (Aemo).
Namun, batas tersebut di bawah biaya produksi untuk beberapa generator, yang memutuskan untuk menahan kapasitas.
Pada hari Rabu, Aemo mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menangguhkan pasar dan mengatakan akan menetapkan harga secara langsung dan mengkompensasi generator untuk kekurangan tersebut.
(hal/dna)