Rencana pemerintah mengatur pembelian Pertalite dan solar memanfaatkan aplikasi MyPertamina berpotensi memicu masalah baru di lapangan. Persoalan itu di antaranya karena tidak semua orang memiliki handphone dan jaringan internet yang tidak merata hingga ke pelosok.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi menilai, lebih baik pengaturan dibuat sederhana sehingga lebih mudah terimplementasi di lapangan.
"Menurut saya kalau memang dibatasi Pertalite tadi maka dibuat saja kriteria yang sederhana," katanya kepada detikcom, Jumat (24/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, kriteria yang sederhana itu seperti hanya kendaraan tertentu yang boleh membeli Pertalite dan solar. Di luar kendaraan tersebut maka harus membeli BBM non subsidi.
"Jadi yang boleh membeli Pertalite adalah sepeda motor dan angkutan orang, umum. Taksi pelat kuning kalau memang memungkinkan, Grab," katanya.
"Untuk solar itu saya kira harus diberikan kriteria sederhana," tambahnya.
Selain persoalan handphone dan jaringan, Fahmy menuturkan, masalah yang akan muncul ialah antrean. Sebab, dalam pemanfaatan aplikasi ini butuh proses.
"Saya khawatir ini akan menimbulkan masalah antrean misalnya karena dalam proses menggunakan MyPertamina harus di-scan," ujarnya.
Selain itu ada usulan agar penyalurannya menggunakan skema BLT. Lanjut ke halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Sejoli Ini Modif Tangki Sedan Jadi 100 Liter Demi Dapat BBM Subsidi"
[Gambas:Video 20detik]