Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan lonjakan harga energi dan pangan bukan hal yang sepele. Kondisi itu telah membuat banyak negara menghadapi tekanan.
"Banyak negara sekarang hadapi tekanan luar biasa, politik, ekonomi, sosial karena kenaikan harga minyak energi dan pangan. itu bukan suatu hal yang sepele," kata Sri Mulyani dalam acara Merdeka Belajar Kemendikbud, Senin (27/6/2022).
Seperti diketahui harga minyak dunia naik dua kali lipat dalam waktu singkat. Awalnya pemerintah dan DPR dalam APBN 2022 mengasumsikan harga minyak US$ 63 per barel, kini mencapai level US$ 120 per barel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia bisa dibilang beruntung karena harga komoditas lain juga ikut naik khususnya yang merupakan ekspor andalan sehingga ada tambahan dana yang cukup besar bisa dialihkan kepada subsidi. Dana itu difokuskan untuk melindungi masyarakat, melindungi pemulihan ekonomi dan melindungi kesehatan APBN.
Pemerintah memang masih menahan harga BBM sehingga kenaikan harga minyak dunia tidak langsung dirasakan masyarakat. Meski begitu, dampak yang harus ditanggung pemerintah adalah subsidi energi membengkak di 2022.
"Kalau tidak, seluruh BBM itu sudah naik paling tidak 2x lipat, tapi kita tidak passthru itu maka subsidi harus naik. Jadi subsidi yang Bapak dan Ibu sekalian nikmati dalam bentuk listrik, tadi ke sini naik mobil even Anda berargumen pakai Pertamax, itu masih jauh di bawah harga. You actually enjoy subsidy," tuturnya.
Sri Mulyani menyebut pemerintah menambah subsidi energi senilai Rp 380 triliun pada 2022. Hal itu agar harga BBM, LPG 3 kg, dan listrik untuk golongan masyarakat menengah ke bawah tidak naik.
"Ini menyebabkan postur APBN kita naik dari Rp 2.750 triliun kemungkinan di atas Rp 3.000 triliun," tandasnya.
Lihat juga video 'Kenali 6 Ciri-ciri Mobil Mulai Boros Bensin':