PLN Ajak Negara G20 Kolaborasi Percepat Transisi Energi

PLN Ajak Negara G20 Kolaborasi Percepat Transisi Energi

Angga Laraspati - detikFinance
Kamis, 14 Jul 2022 17:38 WIB
PLN Ajak Negara G20 Kolaborasi Percepat Transisi Energi
Foto: Dok. PLN
Jakarta -

PT PLN (Persero) mengajak negara-negara anggota G20 untuk berkolaborasi dalam upaya penurunan emisi karbon demi mencapai target carbon neutral pada 2060 mendatang. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebut PLN punya berbagai program untuk mencapai target tersebut.

Menurutnya, saat ini PLN telah menjalankan transisi energi dengan membangun pembangkit energi baru terbarukan. Secara bertahap, PLN juga mempensiunkan dini pembangkit berbasis batu bara. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030, PLN bakal membangun pembangkit EBT sebesar sekitar 51,6% dari target penambahan pembangkit baru.

"Kami sadar ini semua belum cukup. PLN juga mengakui tidak bisa melakukan semua ini sendiri. Karena itu, jalan keluarnya adalah dengan kolaborasi bersama," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Kamis (14/7/2022). Hal itu diungkapkannya dalam Road to G20 Dialogue 'The Global Blended Finance Alliance for MSMEs and Energy Transition' yang digelar oleh Yayasan Tri Hita Karana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati begitu, PLN membutuhkan dukungan melalui pembiayaan berbunga rendah, kerangka kebijakan, dan kolaborasi proyek. PLN juga membutuhkan investasi hingga US$ 500 miliar untuk bisa menjalankan proyek transisi energi.

"Karena seluruh upaya kami juga akan berdampak langsung pada dunia. Misalkan saja, emisi karbon yang dihasilkan di Bali saja juga akan berdampak pada Eropa dan Jepang. Sehingga upaya kami dalam menurunkan emisi yang akan berdampak langsung pada dunia ini perlu dukungan," tegas Darmawan.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan dunia tidak perlu ragu atas komitmen Indonesia dalam penurunan emisi global. Sebagai tuan rumah Presidensi G20, Indonesia sudah menjalankan roadmap penurunan emisi karbon.

Namun, kata Luhut, upaya tersebut perlu dukungan negara lain untuk bisa mencapai hal ini. Belajar dari pemulihan ekonomi global dari Pandemi COVID-19, kolaborasi yang sama mestinya juga diterapkan dalam target pengurangan emisi.

"Kami membutuhkan kolaborasi yang konkret, tidak hanya kerja sama dari sisi pendanaan tetapi juga sharing teknologi dan investasi untuk membuka lapangan pekerjaan yang semuanya sejalan dengan cita-cita global dalam penurunan emisi," ujar Luhut.

Luhut pun menyampaikan dukungan terhadap PLN sebagai ujung tombak transisi energi di Tanah Air. dan mendorong negara-negara G20 ikut terlibat dalam suksesnya program transisi energi.

Bersambung ke halaman selanjutnya. Langsung klik >>>

Di sisi lain, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman menjelaskan dalam menjalankan transisi energi, Indonesia mempunyai PLN sebagai pemain utama.

Berbagai upaya penurunan emisi karbon dilakukan oleh PLN, mulai dari penurunan emisi dari sektor pembangkit listrik, hingga mendorong masyarakat terlibat aktif dalam penggunaan energi berbasis listrik dalam kehidupan sehari hari. Langkah ini dilakukan sebagai upaya menekan ketergantungan pada energi berbasis fosil.

"PLN merupakan salah satu pemain kunci dalam transisi energi. PLN perlu dukungan kolaborasi semua pihak agar program transisi energi yang dicanangkan bisa berjalan dengan baik," ungkap Luky.

Luky menjelaskan Pemerintah Indonesia sangat terbuka atas skema kerja sama energi bersih untuk mencapai target pengurangan emisi global. Indonesia pun mendorong adanya skema Blended Finance yang mampu menjadi win-win solution dari sisi investasi.

"Blended Finance jadi salah satu cara untuk solusi pendanaan transisi energi. Saya yakin semua negara ingin mencapai cita-cita ini. Maka perlu kerja sama untuk bisa mencapai hal tersebut," ucapnya.

Blended finance dimaksudkan untuk menemukan skema pembiayaan yang optimal dengan mengkombinasikan beberapa sumber pendanaan atau pembiayaan dalam satu proyek seperti dari anggaran pemerintah, pihak swasta dan donor.

Dalam kesempatan yang sama Vice President for East Asia, Asian Development Bank, Ahmed Saeed mengajak semua pihak untuk bisa membantu Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi karbon ini.

ADB yang selama ini sudah bekerja sama dengan Indonesia dalam proyek energi bersih mengaku tak lagi ragu atas komitmen Indonesia.

"Kami sudah sejak lama membantu Indonesia dalam proyek energi bersih. Kami tentu saja akan selalu mendukung Indonesia. Kami mengajak semua pihak mempunyai semangat yang sama untuk menjawab kebutuhan Indonesia," ujar Ahmed Saeed.

Komitmen ADB terwujud dalam pembiayaan proyek kelistrikan PLN sebesar US$ 600 juta yang sudah disepakati Mei 2022 silam. Pembiayaan dari ADB ini dimanfaatkan oleh PLN untuk memperkuat jaringan transmisi di Indonesia dan juga pembangunan pembangkit berbasis EBT.


Hide Ads