Menyusuri Kayan, Sungai yang Bisa 'Menghasilkan' Listrik Ribuan Megawatt

Menyusuri Kayan, Sungai yang Bisa 'Menghasilkan' Listrik Ribuan Megawatt

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 29 Agu 2022 10:40 WIB
PLTA Kayan
Foto: Sylke Febrina Laucereno-detikcom

PLTA ini nantinya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan industri dan pelabuhan. Selain itu listrik yang dihasilkan Kayan Cascade ini bisa diserap oleh kawasan industri Tanah Kuning.

Di sana terdapat pabrik pengolahan biji nikel, baja, aluminium serta pelabuhan internasional yang ada di Kaltara.

Proyek pembangunan Kayan Cascade sebetulnya merupakan bagian dari konsep Kaltara Integrated Green Economic Zone yang mencakup 4.686 hektare milik PT Indonesia Strategis Industri (ISI), perusahaan pengelola kawasan industri yang menjadi bagian dari Kawasan Industri Hijau yang terintegrasi dengan Pelabuhan Internasional Indonesia.

Kepala Desa Long Peso, Pulinof mengungkapkan dengan pembangunan ini diharapkan warganya bisa terserap pada lapangan kerja yang tercipta dari proyek tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun dia menjelaskan, para warganya berharap agar PT KHE untuk memperhatikan daerah sungai yang memang merupakan tempat ikan-ikan yang menjadi salah satu sumber protein masyarakat.

"Masyarakat mengkhawatirkan ketika bendungan jadi ikan-ikan yang ada punah atau pergi dari wilayah sini. Harapannya jangan sampai ini terjadi atau bisa dibuatkan keramba supaya ikan-ikan di sungai ini bisa dilestarikan," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Kepala Desa Long Bia Ali mengungkapkan dengan adanya proyek raksasa ini diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

"Kami harapkan angka kemiskinan bisa ditekan dengan semakin terbukanya lapangan kerja. Di sini yang kerja juga ban

Kepala Desa Muara Pangean Matias Alung menyebutkan jika secara keseluruhan masyarakat mendukung program PLTA. Jadi diharapkan masyarakat bisa mendapat kerja sesuai keahlian di bidang yang dikuasai.

Pakar Lingkungan dari Universitas Udayana Made Sudiyana Mahendra mengungkapkan jika perwakilan masyarakat sudah melakukan studi banding ke PLTA terbesar di China untuk mendapatkan gambaran.

Pakar Sosial dan Budaya dari Universitas Mulawarman Guntar Riyadi menyebutkan memang untuk masyarakat di sekitar proyek tersebut memiliki pekerjaan berladang dan memiliki lahan besar.

"Diharapkan nanti di lokasi baru mereka memiliki ladang yang sama dengan yang mereka punya," jelas dia. Karakteristik masyarakat sangat gotong royong dan sangat agamis.

Dia mengungkapkan memang saat awal rencana pembangunan sempat ada penolakan dari warga. Namun setelah negosiasi dari perusahaan, warga bisa menerima dan bersedia untuk direlokasi.

"Dulu kebanyakan warga khawatir dan takut air dikuasai, tapi dengan berbagai penjelasan dan diskusi mereka bersedia," kata dia.

Menurut Guntar warga juga berupaya untuk membuat perjanjian agar tak ada kesepakatan yang dilanggar secara sepihak. "Jadi dibuat persetujuan-persetujuan ada masukan ke Pemda agar proyek ini jangan sampai merugikan masyarakat," jelas dia.

Pakar Air dan Lingkungan Universitas Mulawarman Mustaqim mengungkapkan dalam proyek pembangunan nantinya ekosistem di sungai Kayan akan mengalami perubahan kondisi.

Namun ini akan kembali dengan sendirinya secara alami. Nantinya saat proses penggenangan yang dulunya daratan sampai penuh air akan ada tumpukan tanah yang memiliki kesuburan tinggi. Nah ini akan menjadi bahan organik untuk makanan plankton dan yang lainnya.

"Jadi memang bersifat sementara, range waktunya 6 bulan sampai 2 tahun. Ikannya tidak mati dia hanya sedikit pergi, mengungsi karena ada migrasi ke tempat yang mereka anggap lebih baik," jelasnya.

Sementara itu untuk wilayah sekitar daerah tangkap air (DTA) memang harus ditanam kembali dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Ini untuk meminimalisir risiko longsor di daerah bendungan.



Simak Video "Inovasi Energi Terbarukan dan Terobosan PLTA dari PT Vale Indonesia Tbk"
[Gambas:Video 20detik]

(kil/zlf)

Hide Ads